"Ini merupakan langkah Perseroan dalam mendukung pemerintah mencapai target bauran energi nasional sebesar 23 persen pada 2025 serta mencapai net zero emission pada tahun 2060," jelas Julfi.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah di Jawa Barat: Antara Tuntutan Penduduk dan Aturan Moratorium
BACA JUGA:Pemkab OKU Gelar Rapat Persiapan Hadapi Bencana Alam
Dalam kesempatan ini, Julfi menjelaskan bahwa proyek Lumut Balai Unit 2 dikelola melalui kolaborasi antara Indonesia dengan negara-negara Indo-Pasifik, yaitu Jepang dan Tiongkok.
"Pertamina Geothermal Energy bekerja sama dengan tiga perusahaan dari Jepang, China, dan Indonesia, yaitu Mitsubishi Corporation, SEPCO III Electric Power Construction Co, Ltd. (SEPCO III), dan PT Wijaya Karya (Persero) Tbk. untuk mengembangkan proyek Lumut Balai Unit 2," tutur Julfi.
Sementara dari sisi pendanaan, proyek ini telah mendapatkan stimulus dari Japan International Cooperation Agency (JICA) sebesar US$155 juta.
Selain Lumut Balai Unit 2, Pertamina Geothermal Energy juga sedang mengembangkan proyek panas bumi lainnya guna mencapai visi menjadi perusahaan berkapasitas 1 GW dalam dua tahun mendatang.
BACA JUGA:Satlantas Polres OKU Dapat Timbangan Kendaraan Portable
BACA JUGA:Momentum Pemekaran Daerah: 17 Daerah di Provinsi Jawa Barat Mengusulkan Kabupaten/Kota Baru
Proyek-proyek tersebut antara lain Hululais (Unit 1 dan 2) dengan kapasitas 110 MW serta optimalisasi teknologi binary di area-area yang sudah ada.**