Motor matic sering dikatakan memiliki perawatan yang lebih rumit ketika mengalami kerusakan.
Beberapa alasan yang disebutkan antara lain sulitnya perbaikan dan risiko kerusakan yang merambat ke bagian-bagian lain.
Terlebih lagi, keterbatasan stok sparepart dapat membuat perbaikan semakin sulit dilakukan.
Di sisi lain, motor manual dianggap lebih mudah untuk diperbaiki jika mengalami kerusakan.
Proses perbaikan motor manual cenderung lebih sederhana, dan sparepart yang dibutuhkan lebih mudah ditemukan di pasaran.
Mengutip dari sejumlah sumber, biaya servis motor matic cenderung lebih tinggi dibandingkan dengan motor manual.
Perbedaan ini disebabkan oleh perbedaan dalam Standard Operating Procedure (SOP) servis keduanya.
Meskipun servis berkala, pengecekan klep, dan pergantian oli umumnya serupa, motor matic menambahkan langkah-langkah tambahan terutama dalam pemeriksaan CVT (Continuously Variable Transmission).
CVT pada motor matic perlu diperiksa secara rutin untuk mencegah masalah seperti putusnya v-belt saat digunakan.
Sayangnya, pemeriksaan dan pemasangan CVT pada motor matic hanya dilakukan setiap kelipatan 8 ribu kilometer.
Ini menambah biaya servis karena melibatkan jasa bongkar dan pasang CVT.
Perawatan motor matic dan manual, pada dasarnya, tidaklah rumit jika dilakukan dengan tepat dan rutin.
Penggunaan yang bijak dan perawatan teratur, termasuk pergantian oli mesin dan transmisi, dapat memperpanjang umur kendaraan.
Bagi pemilik motor matic yang mungkin sering menghadapi kerumitan, penting untuk memahami bahwa perawatan yang tepat akan meminimalisir risiko dan biaya yang tidak terduga.