Bersama dengan Su-30, Su-27 menjadi tulang punggung Angkatan Udara Indonesia.
Terlebih lagi, kemampuan Indonesia untuk melakukan pemeliharaan dan overhauling (MRO) tanpa harus mengirim jet tempur ke Rusia menandai langkah maju dalam mandiri teknologi militer.
Bengkel Su-27 dan Su-30 di Sukhoi Sathar 32 Lanud Sultan Hasanuddin, yang diresmikan oleh TNI AU pada Juni 2023, menjadi pusat MRO untuk meningkatkan kesiapan operasional jet tempur tersebut.
BACA JUGA:Tari Erai-Erai Warisan Budaya Tak Benda yang Menggembirakan di Kabupaten Lahat Sumatera Selatan
Dalam konteks hubungan antara Indonesia dan Rusia, tantangan baru muncul dengan konflik sengit yang melibatkan Rusia dan Ukraina.
Upaya pemeliharaan teknis oleh Sukhoi Rusia menjadi krusial, dan Indonesia mampu menjalankan proses overhaul Su-27 dan Su-30 tanpa ketergantungan pada dukungan teknis langsung dari Rusia.
Transformasi Su-27 tidak hanya terbatas pada pemeliharaan, tetapi juga melibatkan peningkatan teknologi.
BACA JUGA:Pemekaran Provinsi Sumatera Selatan: Empat Calon Provinsi Baru dan Wacana Terkini
Indonesia, bersama dengan negara-negara ASEAN lainnya seperti Vietnam, mengintegrasikan sistem pertahanan udara Talisman ke dalam armada Su-27 mereka.
Media Rusia menggaris bawahi upaya Indonesia untuk memodernisasi pesawat-pesawat tua dengan mengadopsi sistem pertahanan Talisman, langkah yang juga diikuti oleh Vietnam pada jet Su-22M4 mereka.
Sistem Talisman, yang dirancang untuk pertahanan udara, memberikan perlindungan operasional terhadap rudal udara-ke-udara dan permukaan-ke-udara yang dilengkapi dengan radar aktif atau pencari elektro-optik.
BACA JUGA:Usulan Pembentukan Daerah Otonomi Baru Kabupaten Musi Ilir di Provinsi Sumatera Selatan
Diproduksi di Belarus oleh perusahaan Defense Initiatives, sistem pertahanan udara berbasis darat ini dirancang untuk menghadapi ancaman rudal dari berbagai kelas, termasuk yang berasal dari platform udara dan darat, termasuk MANPADS.