NASIONAL, PALPOS.ID-Indonesia terus mengukuhkan kekuatan angkatan udaranya dengan akuisisi sejumlah jet tempur, terutama melalui pembelian 42 unit Rafale dari Prancis.
Dengan menyelesaikan pembayaran dalam tiga tahapan, Indonesia telah memastikan kehadiran ini dalam buku pesanan Dassault.
Rafale, sebagai jet tempur andalan, diharapkan memperkuat TNI AU secara signifikan.
BACA JUGA:Dari M4 ke XM7: Melangkah Maju dengan Senjata Terkini Angkatan Darat AS dalam Program NGSW
BACA JUGA:APC Anoa 6x6 Buatan PT Pindad Dipercaya Pasukan PBB Untuk Atasi Konflik Dunia
Meskipun pengiriman Rafale diperkirakan pada 2026, langkah ini menjadi tonggak penting dalam peningkatan kekuatan militer Indonesia.
Total armada pesawat TNI AU mencapai 466 unit hingga 2026, dengan 32.000 personel yang dilengkapi lebih dari 440 pesawat berbagai jenis.
Namun, fokus keefektifan tempur menjadi kunci. Meskipun TNI AU memiliki jumlah pesawat yang cukup, hanya sedikit yang memiliki efektivitas tempur yang signifikan.
BACA JUGA:Melintasi Batas Ketinggian: Bagaimana Rafale Membuat Indonesia Jadi Powerhouse Militer
BACA JUGA:Logistik Spektakuler: Kisah Pengiriman Radar 30 Ton Pemburu Rudal Nuklir untuk TNI AU
Su-27 dan Su-30 dari Rusia, bersama dengan jet tempur F16 dari Amerika Serikat, menjadi pilar kekuatan tempur utama.
Kehadiran jet tempur generasi ketiga, meskipun jumlahnya cukup besar, menimbulkan pertanyaan tentang efektivitas tempurnya.
Meski demikian, pihak TNI AU, diwakili oleh KSAU Marsekal TNI Fadjar Prasetyo, menegaskan kesiapannya dalam menghadapi tantangan.
BACA JUGA:T 50 Golden Eagle, Jet Tempur Latih Yang Banyak Kekurangannya
BACA JUGA:Perlombaan Persenjataan di Asia Tenggara: Indonesia Ambil Langkah Penting dengan Kapal Perang Baru