Namun, sekarang, dengan persetujuan pinjaman luar negeri, Indonesia mampu melangkah maju untuk mendapatkan setidaknya dua pesawat AEW&C beserta komponennya, suku cadang, dan pelatihan personel yang akan mengoperasikannya.
Indonesia, sebagai negara kepulauan dengan sekitar 17.000 pulau, memiliki tantangan unik dalam menjaga keamanan maritim dan udara.
Kebutuhan akan pesawat peringatan dini dan pengendalian udara (AEW&C) menjadi krusial untuk memerangi ancaman seperti bajak laut, penyelundup, dan terorisme.
BACA JUGA:Tank Harimau: Kekuatan Futuristik yang Siap Mengejutkan Dunia Militer!
BACA JUGA:Elang Penempur 50 Tahun Lalu: Momen Kecil yang Melahirkan Legenda Jet Tempur F-16
Ini adalah langkah penting dalam mempertahankan kedaulatan negara dan memberikan rasa aman bagi warganya.
Selain pesawat AEW&C, TNI AU Indonesia juga menunjukkan minat pada berbagai jenis pesawat yang dapat dikonversi untuk memenuhi kebutuhan pengawasan udara dan maritim, termasuk Airbus C295.
Dari Defense Today edisi 15 Maret 2023, terungkap bahwa pesawat patroli maritim CASA CN 235 telah dipesan pada tahun 2012 dengan sistem telepon dan sistem Star Safire HDI FLIR.
BACA JUGA:Angkatan Laut Filipina Akui Kapal Perang SSV Buatan Indonesia
BACA JUGA:Teknologi Terkini dan Kesiapan Tempur: In-Depth Mengenai Kekuatan Udara Indonesia
Namun, ketiadaan pesawat AEW&C menjadi perhatian serius, dan Defense Today mencatat bahwa TNI AU sedang mempertimbangkan pesawat C295 AEW&C dan juga sistem Erieye AEW&C milik Saab.
Airbus C295 AEW&C menjadi fokus perhatian, terutama setelah pujian dari media Prancis, seperti yang disampaikan oleh Avion Legendaires pada 13 Maret 2023.
Menurut mereka, C295 AEW&C adalah pilihan yang masuk akal untuk TNI AU Indonesia. Prancis melihat keputusan ini sebagai langkah positif, terutama karena melibatkan Dirgantara Indonesia dalam produksi lokal, meskipun ada kerjasama dengan Israel.
BACA JUGA:Dari M4 ke XM7: Melangkah Maju dengan Senjata Terkini Angkatan Darat AS dalam Program NGSW
BACA JUGA:APC Anoa 6x6 Buatan PT Pindad Dipercaya Pasukan PBB Untuk Atasi Konflik Dunia
Dirgantara Indonesia adalah mitra utama grup Airbus di Asia, yang telah sukses memproduksi sebagian besar pesawat militer untuk wilayah tersebut.