Petani dan pengelola lahan mungkin tidak menyadari potensi positif terasering dalam mengatasi erosi dan meningkatkan produktivitas.
Oleh karena itu, penyuluhan dan pelatihan secara menyeluruh tentang prinsip dan praktik terasering perlu menjadi bagian dari upaya untuk meningkatkan pemahaman dan penerimaan masyarakat terhadap sistem ini.
BACA JUGA:Kebun Menghijau di Tengah Hujan: Pilihan Sayuran yang Cocok untuk Musim Hujan
BACA JUGA:Berkebun di Dalam Ruangan: Pilihannya Tanaman Hias Daun yang Mudah Dirawat dan Menyegarkan
6. Pengaruh Iklim yang Tidak Terduga
Pengaruh iklim yang tidak terduga, seperti curah hujan yang ekstrem atau kekeringan yang panjang, dapat memengaruhi efektivitas terasering.
Sistem ini dirancang untuk menanggulangi masalah erosi akibat hujan, tetapi cuaca ekstrem dapat menimbulkan tantangan tambahan.
Oleh karena itu, desain terasering perlu mempertimbangkan ketahanan terhadap variasi iklim untuk menjaga keberlanjutan sistem.
BACA JUGA:Harmoni Budaya: Perpaduan Tradisional dan Modern dalam Kebun Buah yang Berkelanjutan
BACA JUGA:Kunci Kebahagiaan di Taman Sendiri: Pemula, Ikuti Panduan Ini untuk Menjadi Ahli Berkebun
7. Isu Sosial dan Budaya
Isu sosial dan budaya juga dapat menjadi kendala dalam penerapan terasering.
Beberapa masyarakat mungkin memiliki praktik pertanian tradisional atau tata guna lahan yang sulit untuk diubah.
Upaya terasering yang tidak memperhitungkan kearifan lokal atau melibatkan masyarakat setempat dapat menghadapi resistensi atau penolakan.
BACA JUGA:Manfaatkan Puluhan Hektare Lahan Kosong Menjadi Kebun Cabai
BACA JUGA:Kubis: Bukan Hanya Lezat, Tapi Juga Sayuran Ajaib dengan Banyak Kejutan!