PRABUMULIH, PALPOS.ID - Sejak beberapa bulan terakhir, angka penderita Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) yang dirawat di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Prabumulih telah mengalami lonjakan yang signifikan.
Direktur Utama RSUD Prabumulih, drg Sri Widiastuti, melalui Kasubbag Hukormas, A Denni Kurniawan SKM, mengungkapkan bahwa kasus pasien DBD yang dirawat di RSUD Prabumulih mengalami peningkatan yang cukup signifikan.
Denni menjelaskan bahwa pada Desember 2023, jumlah pasien DBD yang dirawat mencapai 26 orang, namun pada Januari 2024, angka tersebut meningkat drastis menjadi 84 orang.
Namun pasien DBD yang dirawat tersebut, tidak hanya warga Prabumulih tapi juga ada yang berasal dari kabupaten tetangga seperti Muara Enim, Ogan Ilir, dan Pali.
BACA JUGA:Bawaslu Prabumulih Ingatkan Panwascam, PKD dan PTPS, Siaga dan Mengaktifkan HP 24 Jam
BACA JUGA:Polres Prabumulih Peringkat Pertama se-Sumsel Dalam Penilaian IKPA
"Jadi selain warga Prabumulih, pasien penderita DBD ini ada yang dari Pali dan juga Muara Enim," ucap Denni, pada Selasa, 30 Januari 2024,
Masih kata Denni Kurniawan, dari total 84 pasien DBD yang dirawat, sebanyak 65 di antaranya adalah anak-anak.
Situasi ini sambung Denni, menunjukkan bahwa anak-anak menjadi kelompok rentan yang paling terdampak oleh epidemi DBD ini.
Sementara itu, Kasi Keperawatan RSUD Prabumulih, Sulastri SKep Ners MSi, menjelaskan bahwa akibat lonjakan pasien DBD, seluruh kapasitas rawat inap RSUD Prabumulih selalu penuh.
BACA JUGA:Launching GPISS, Pj Walikota Prabumulih: Setiap Minggu Kita Adakan Pasar Murah dan Pangan Murah
Hal ini mengakibatkan pasien DBD harus dirawat di ruang perawatan lain, termasuk Instalasi Gawat Darurat (IGD).
"Dari bulan September sudah mulai full, namun bukan hanya pasien DBD saja, ada juga pasien diare, ISPA, batuk, dan lainnya," jelas Sulastri.
Sulastri juga memaparkan bahwa jumlah tempat tidur anak yang tersedia di RSUD Prabumulih hanya 27, sedangkan untuk pasien umum sebanyak 32 bed untuk ruangan penyakit dalam kelas 3, dan 18 bed untuk ruangan penyakit dalam kelas 1 dan 2.