Upacara Pemakaman Rambu Solo di Toraja Sulawesi Utara: Keagungan dan Tradisi Yang Menguras Dompet

Jumat 02-02-2024,18:17 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

SULAWESI UTARA, PALPOS.ID - Upacara Pemakaman Rambu Solo di Toraja Sulawesi Utara: Keagungan dan Tradisi Yang Menguras Dompet.

Rambu Solo sebuah upacara pemakaman yang menjadi identitas suku Toraja di Provinsi Sulawesi Utara, tak hanya menjadi acara berkabung, tapi juga menonjol sebagai upacara pemakaman termahal di dunia. 

Dalam tradisi ini, masyarakat Toraja meyakini bahwa Rambu Solo tidak sekadar menjadi acara penghormatan terhadap yang meninggal, tetapi juga sebagai bagian penting dalam memperlancar perjalanan arwah menuju alam roh.

Keunikannya yang Menarik Perhatian Dunia

Rambu Solo tak hanya menjadi sebuah upacara pemakaman, tapi juga sebuah ritus yang mewakili kompleksitas budaya dan kepercayaan suku Toraja. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Utara: Kabupaten Minahasa Barat dan Bolaang Mongondow Tengah Menuju Otonomi Baru

BACA JUGA:Pemekaran Daerah di Sulawesi Utara: Munculnya Lima Calon Kabupaten Baru dan Kota Pemekaran

Terdapat beberapa faktor yang menjadikan Rambu Solo begitu mahal, mengingat biayanya bisa mencapai hingga miliaran rupiah.

1. Kerbau Tedong Bonga, Hewan Kurban Termahal

Persyaratan utama dalam Rambu Solo adalah keberadaan hewan kurban, yang umumnya berupa kerbau atau babi. 

Namun, yang membedakan Rambu Solo adalah pemilihan jenis kerbau, yang harus merupakan kerbau Tedong Bonga atau kerbau bule/belang, yang dikenal sebagai albino. 

Harganya yang fantastis, berkisar antara Rp20 juta hingga Rp50 juta, membuat biaya upacara pemakaman semakin melonjak.

BACA JUGA:Berita Terkini: Pemekaran Daerah Otonomi Baru di Provinsi Sulawesi Utara

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Sulawesi Utara: Kota Tahuna Calon Ibu Kota Provinsi Nusa Utara

2. Strata Sosial Menentukan Jumlah Kurban

Kategori :