NASIONA, PALPOS.ID-Kisah gemilang dan epik Operasi Dwikora tak terlupakan sejak Presiden Soekarno menggema Dwi Komando Rakyat pada tahun 1964.
Tindakan cepat pimpinan Angkatan Bersenjata Republik Indonesia (ABRI) dengan mengirimkan pasukan TNI ke perbatasan Malaysia-Indonesia menjadi awal dari perjuangan yang tak kenal lelah.
Namun, untuk menjaga kerahasiaan operasi, prajurit TNI diubah penampilannya menjadi Tentara Nasional Kalimantan Utara (TNKU), membingkai ketegangan dan rahasia dalam setiap langkah.
BACA JUGA:Rahasia Bahasa Jawa di Balik Senjata Paling Kejam AK-47: Guyonan Ala TNI Okeh Banget dan Ora Akeh
BACA JUGA:Senapan Serbu AK-74M: Senjata Terkejam Andalan Angkatan Darat Rusia
Dalam perjalanan operasi Dwikora, senjata-senjata berat TNI tidak dipamerkan di perbatasan Kalimantan. Namun, tantangan yang dihadapi bukanlah main-main.
Pasukan gerilyawan Indonesia harus berhadapan dengan pasukan elit Inggris, termasuk Special Air Service (SAS) dan pasukan bayaran Gurkha dari Nepal.
Pertempuran yang dipenuhi dengan adu strategi dan baku tembak di pedalaman Kalimantan menciptakan ketegangan yang mencekam di antara kedua belah pihak.
BACA JUGA:Senapan Serbu AK-47: Kisah Legendaris di Balik Senjata Paling Kejam dan Mematikan
Namun, satu peristiwa yang paling terkenal dalam sejarah operasi Dwikora adalah penyerbuan pos pasukan Inggris di Desa Plaman Mapu, Sarawak, yang merupakan peristiwa penyerbuan paling tersohor.
Pos Mapu, yang dijaga oleh pasukan British Paratroopers dan Special Air Service (SAS), diperkuat dengan senapan mesin, mortir, bunker, parit, dan ranjau.
Ini adalah salah satu basis terkuat di perbatasan Kalimantan.
BACA JUGA:Senapan M-16 : Lahir dari Senjata Infantri di Uji Coba pada Perang Vietnam
BACA JUGA:Senapan Serbu AK-47, Senjata Paling Terjahat dan Mematikan di Muka Bumi