Dahulu, hidangan ini sering disajikan dalam acara-acara adat, seperti upacara pernikahan, syukuran, dan acara penting lainnya.
Namun, seiring berjalannya waktu, nasi kuning tidak lagi terbatas pada acara adat, melainkan menjadi makanan sehari-hari yang dapat dinikmati oleh siapa pun.
Nasi kuning dibuat dari beras yang dimasak dengan tambahan bumbu kuning yang khas.
BACA JUGA:Menjelajahi Kelezatan Kuliner Bebek: Keunikan dan Ragam Cita Rasa yang Menggoda
Bumbu kuning tersebut terbuat dari kunyit, lengkuas, serai, dan rempah-rempah lainnya yang kemudian dihaluskan dan dicampur dengan santan.
Proses memasak nasi kuning membutuhkan keterampilan khusus agar tekstur dan rasa yang dihasilkan sempurna.
Setelah matang, nasi kuning biasanya disajikan dengan lauk-pauk seperti ayam goreng, telur dadar, sambal, dan kerupuk.
Kombinasi antara nasi kuning yang harum dan lezat dengan beragam lauk membuat hidangan ini begitu menggugah selera.
Selain sebagai hidangan yang lezat, nasi kuning juga memiliki makna budaya yang dalam bagi masyarakat Jayapura.
Hidangan ini sering kali dianggap sebagai simbol keberuntungan dan keberkahan.
Warna kuning yang cerah melambangkan kebahagiaan dan kehangatan, sehingga nasi kuning sering dijadikan pilihan utama dalam berbagai acara perayaan dan syukuran.
Selain itu, nasi kuning juga menjadi sarana untuk mempererat hubungan antaranggota masyarakat.
Makan bersama-sama di sekitar meja nasi kuning menciptakan ikatan sosial yang kuat dan mempererat tali persaudaraan di antara mereka.
Meskipun nasi kuning memiliki akar budaya yang kuat, namun popularitasnya terus meningkat dari waktu ke waktu.
Bukan hanya dijadikan hidangan dalam acara-adat, nasi kuning juga menjadi santapan favorit di setiap rumah tangga.