Rafale, yang nama berarti 'hembusan angin' atau 'kobaran api', menandai era baru dalam desain pesawat tempur.
Diluncurkan dari program ACX pada tahun 1986, Rafale menjadi prototipe untuk produksi akhir dengan fitur-fitur revolusioner seperti sistem fly-by-wire dan penggunaan material komposit secara ekstensif.
Didesain untuk menggantikan berbagai jenis pesawat tempur, Rafale menjelma menjadi "pengganda kekuatan" dengan kemampuan multi-misi yang tak tertandingi.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia F-15EX: Kisah di Balik Kemampuan Tak Tertandingi Pesawat Tempur Incaran Indonesia
BACA JUGA:Mengungkap Misteri Spionase Teknologi: Kasus Insinyur Indonesia di Fasilitas KAI
Pesawat Tempur Rafale: Magnet Minat dari Timur Tengah ke Asia
Dalam upayanya untuk mendominasi pasar Timur Tengah dan Asia, Dassault Rafale memperoleh dukungan baru di Dubai Air Show.
Dengan negara-negara seperti Arab Saudi, Uzbekistan, dan Qatar menunjukkan minat besar, Rafale semakin dianggap sebagai pengganti optimal untuk F-35 Lightning II.
BACA JUGA:Perangkap di Dasar Laut: Strategi Siluman Kapal Selam Nuklir Rusia Mengancam Lawan
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia Keistimewaan ILSV APC 4.5: Mobil Tempur Buatan Indonesia
Keputusan ini juga dipengaruhi oleh kebijakan ketat Israel terhadap penjualan F-35 kepada negara-negara Arab.
Masa Depan Rafale: Menjaga Dominasi Hingga 2050 dan Setelahnya
Meskipun merupakan produk akhir era Perang Dingin, Rafale ditetapkan untuk memimpin pangsa pasar hingga 2050 dan mungkin setelahnya.
BACA JUGA:Mengungkap Rahasia CH-7: Rainbow 7, Teknologi Terbaru dalam Pertahanan Udara China
BACA JUGA:Mengenang TU-16 AURI yang Pernah Menembus Australia Tampa Terdeteksi Radar
Dengan evolusi teknologi dan kesuksesan operasionalnya yang terus berkembang, Rafale tetap menjadi pilihan utama bagi angkatan udara di seluruh dunia.