OGANILIR,PALPOS.ID - Guna menunjang pelayanan kesehatan di wilayah terpencil di 16 daerah di Ogan Ilir Pemerintah Kabupaten Ogan Ilir menyediakan 16 Ambulance.
Pengadaan unit ambulance itu bukan kali pertama, sebelumnya Pemkab Ogan Ilir juga telah menyediakan 19 unit ambulance.
Dalam penyerahan 16 ambulance tersebut bupati Panca Wijaya Akbar berpesan agar 16 unit ambulance itu jangan sampai dijadikan lahan bisnis.
"Jangan sampai misalnya ada yang minta Rp 500 ribu untuk bayar jasa ambulans. Jangan sampai. Kades dan perangkat desa tolong perhatikan itu," kata Panca mengingatkan.
Sejatinya, kata Bupati ambulans tersebut milik Dinas Kesehatan (Dinkes) yang diperuntukkan bagi pelayanan di Puskesmas.
BACA JUGA:Jembatan Penghubung Sakatiga -Tanjung Agung Ambruk, Dinas PUPR Ogan Ilir Lakukan Hal Ini
BACA JUGA:Rapat Paripurna V DPRD OI Tahun Sidang 2024 Tetap Lanjut Meskipun Hanya Dihadiri 15 Anggota DPRD
Namun dititipkan ke desa yang berjarak lebih dari 4 kilometer dari Puskesmas, agar pelayanan kesehatan bagi masyarakat tak terhambat.
"Di OI ada 25 Puskesmas. Masih banyak desa yang jauh dari pUskesmas, maka untuk desa-desa yang jaraknya jauh dari Puskesmas, diberi fasilitas ambulans," kata Panca usai serah terima mobil ambulans di Tanjung Senai, Indralaya, Rabu, 8 Mei 2024.
Ambulans tersebut berguna untuk penanganan darurat pasien di desa pelosok. Bagi pasien yang perlu penanganan baik ke Puskesmas, RSUD, bahkan RSUP, diantar menggunakan ambulans tersebut.
Selain desa, ada juga beberapa Puskesmas di daerah pelosok yang mendapat bantuan ambulans. Menurut Panca, tak jarang fasilitas seperti ambulans dimanfaatkan oknum tak bertanggung jawab untuk meraup keuntungan pribadi.
Dilanjutkannya, informasi dari Dinkes Ogan Ilir, masih ada sejumlah desa terpencil di Ogan Ilir yang memerlukan ambulans.
BACA JUGA:PWI dan Kejari OI Bergerak Bersama Dukung Supremasi Hukum
BACA JUGA:Siap-siap! Arwana Akan Buka Lowongan Kerja Untuk Pabrik Baru di Ogan Ilir, Ini Jumlah
Panca berjanji akan memenuhinya di anggaran tahun mendatang agar masyarakat di daerah pelosok tak khawatir soal akses pelayanan kesehatan.