Pemekaran Wilayah Provinsi Maluku: Perjalanan Panjang Menuju Otonomi Baru Maluku Tenggara Raya

Rabu 29-05-2024,07:26 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

Sultan Baabullah, yang menggantikan ayahnya, melancarkan perang melawan Portugis. 

Setelah lima tahun pengepungan, Portugis menyerahkan Benteng Kastela pada tahun 1575 dan mundur ke Ambon. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Maluku: Fakta Menarik Banda Neira Daerah Otonomi Baru Maluku Tenggara Raya

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Maluku: Lima Kecamatan Paling Sepi Calon Otonomi Baru Maluku Tenggara Raya

Sementara itu, Spanyol tiba di Tidore pada tahun 1521 dan menjadi sekutu Kesultanan Tidore melawan dominasi Portugis.

Perselisihan Antar Bangsa Eropa: Perjanjian Zaragoza

Persaingan antara Spanyol dan Portugis mencapai puncaknya, memaksa Paus Aleksander VI memediasi. 

Pada tahun 1529, Perjanjian Zaragoza ditandatangani, yang menyebabkan Spanyol meninggalkan Maluku dan memusatkan aktivitas mereka di Filipina.

Pendudukan Jepang selama Perang Dunia II

Pada awal tahun 1942, Kekaisaran Jepang menginvasi Kepulauan Maluku sebagai bagian dari Kampanye Perang Dunia II Hindia-Belanda.

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Maluku Tenggara Raya: Mengarah ke Otonomi Baru Kawasan Strategis Nasional

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Provinsi Maluku: Potensi Migas Daerah Calon Otonomi Baru Maluku Tenggara Raya 

Pasukan Jepang mengusir Belanda dari wilayah tersebut. Namun, pada tahun 1944, pasukan Sekutu, terutama AS, melancarkan serangan balasan. 

Pertempuran sengit terjadi di Morotai, dan pada tahun 1945, Jepang menyerah secara resmi di pulau ini.

Pasca-Perang dan Masa Kini di Kepulauan Maluku

Setelah Perang Dunia II, Kepulauan Maluku akhirnya memperoleh kemerdekaannya dari penjajahan. 

Kategori :