Waduh! Proyek 'The World' Berupa 300 Pulau Buatan Senilai Rp195 Triliun di Dubai Jadi Kompleks Hantu

Jumat 07-06-2024,04:40 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yan

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Fakta Menarik Tanjung Balai Ibukota Otonomi Baru Provinsi Sumatera Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Batas Wilayah Tanjung Balai Ibukota Otonomi Baru Provinsi Sumatera Timur

Dampak Lingkungan dan Kritik

Proyek ini telah mendapat banyak kritik dari organisasi lingkungan seperti Greenpeace. 

Pembangunan pulau-pulau buatan ini telah berdampak serius pada ekosistem laut di sekitar pantai UEA, termasuk merusak terumbu karang. 

Meskipun Nakheel Properties mengklaim telah merekrut tim ahli biologi kelautan untuk merehabilitasi terumbu karang yang rusak, dampak negatif proyek ini tetap menjadi isu besar.

Keberhasilan Proyek Lainnya

Di sisi lain, proyek-proyek pulau buatan lainnya di Dubai menunjukkan hasil yang lebih sukses. 

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Profil Kota Tanjung Balai Ibukota Otonomi Baru Provinsi Sumatera Timur

BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sumatera Utara: Muncul Otonomi Baru Kabupaten Teluk Aru Pemekaran Kabupaten Langkat

Palm Jumeirah, misalnya, kini menjadi rumah bagi sekitar 25.000 orang dengan sekitar 4.000 properti yang telah dibangun. Puluhan hotel mewah dan atraksi lainnya juga beroperasi di pulau buatan berbentuk pohon palem ini.

Risiko dan Masa Depan

Pembangunan pulau buatan membawa risiko tinggi, terutama dengan meningkatnya permukaan air laut akibat perubahan iklim.

Dubai dikenal sebagai kota yang berani mengambil risiko besar demi mencapai ambisi pembangunan perkotaannya. Meskipun biaya yang dikeluarkan sangat tinggi, Dubai tetap melanjutkan proyek-proyek ambisiusnya.

Intinya, proyek 'The World' di Dubai adalah cerminan ambisi besar yang dihadapkan pada realita keras. 

Dengan berbagai tantangan yang dihadapi, dari krisis keuangan hingga dampak lingkungan, nasib 'The World' masih tidak pasti. 

Kategori :