Rupiah melemah 20 poin menjadi Rp 16.450 per dolar AS dalam perdagangan Jumat, 21 Juni 2024.
Analis pasar sekaligus Direktur PT Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, menyebut pelemahan rupiah sebagai anomali.
Pasalnya, hingga Mei 2024, Indonesia masih mencatatkan surplus neraca perdagangan yang cukup baik.
“Sebenarnya rupiah tidak perlu mengalami pelemahan yang panjang jika pasokan dolar dari surplus neraca perdagangan mengalir ke pasar,” kata Ibrahim melalui keterangan tertulis, Jumat, 21 Juni 2024.
Ibrahim pun mengatakan pemerintah dan Bank Indonesia mestinya menjaga stabilitas rupiah dengan basis kekuatan fundamental perekonomian Indonesia.
BACA JUGA:8 Prinsip Utama Pembangunan IKN Nusantara di Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kalimantan Timur
“Hal itu, yakni surplus neraca perdagangan, bukan intervensi valuta asing (valas) dengan cadangan devisa yang terbatas atau menaikkan suku bunga domestik,” tuturnya.
Dampak Melemahnya Rupiah terhadap Proyek IKN Nusantara
Dalam konteks pembangunan IKN Nusantara, pelemahan rupiah yang terjadi saat ini menimbulkan kekhawatiran yang cukup serius.
Proyek besar yang menjadi prioritas nasional ini membutuhkan berbagai material yang sebagian di antaranya harus diimpor.
Dengan nilai tukar rupiah yang terus melemah, biaya untuk membeli material impor tersebut menjadi semakin mahal.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Tegaskan Aman Investasi di IKN Nusantara Termasuk Siapapun Pemenang Pilpres 2024
BACA JUGA:Rencana Pemekaran Kecamatan Kabupaten Penajam Paser Utara Provinsi Kaltim Penyangga IKN Nusantara...