Pengamat Tata Kota dari Universitas Trisakti, Nirwono Joga, menilai pemerintah khususnya Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN) harus bekerja keras untuk menarik minat investor.
Menurutnya, salah satu kendala utama adalah desain kota IKN yang lebih difokuskan sebagai pusat pemerintahan dibandingkan sebagai kota komersial atau bisnis.
Hal ini menyebabkan investor masih dalam tahap wait and see, menunggu kejelasan lebih lanjut mengenai prospek kota tersebut.
Nirwono juga menyarankan agar pemerintah dapat mengembangkan wilayah perkotaan di sekitar IKN untuk menciptakan ekosistem investasi yang lebih menarik.
Ia menyebutkan bahwa ada delapan wilayah perkotaan (WP) di luar Kawasan Inti Pusat Pemerintahan (KIPP) IKN yang bisa dikembangkan menjadi kota industri, riset, pendidikan, bisnis, hingga wisata.
Imbal Hasil yang Diinginkan Investor
Pelaksana Tugas (Plt) Kepala Otorita Ibu Kota Nusantara (OIKN), Basuki Hadimuljono, menjelaskan bahwa pihaknya terus mendorong masuknya investasi asing.
Menurutnya, beberapa calon investor sudah menyatakan minat mereka melalui surat minat investasi atau letter of intent (LOL).
Namun, para investor mengharapkan imbal hasil investasi atau internal rate of return (IRR) yang cukup signifikan, yaitu di atas 12 persen.
Salah Komunikasi Sejak Awal
Direktur Eksekutif Segara Research Institute, Piter Abdullah, menilai bahwa pemerintah salah dalam mengkomunikasikan tujuan dari pembangunan IKN sejak awal.
Menurutnya, IKN seharusnya tidak dijadikan sebagai ladang investasi utama, melainkan kawasan sekitar IKN yang lebih potensial untuk dikembangkan.