Baginya, ini adalah momen yang tepat untuk kembali kepada tujuan hidup yang sebenarnya, yaitu memberikan manfaat kepada masyarakat melalui jalur sosial dan keagamaan.
“Begitu saya dengar Pak Airlangga mundur, saya merasa ini saat yang tepat. Saya lebih baik fokus mengurus keluarga dan melanjutkan pembangunan masjid di seluruh provinsi, sesuai dengan keinginan keluarga saya,” lanjutnya.
Fokus pada Pembangunan Sosial dan Keagamaan
Jusuf Hamka selama ini dikenal sebagai pengusaha yang juga aktif dalam berbagai kegiatan sosial dan keagamaan.
BACA JUGA:Pilkada Serentak 2024: Pasangan HAPAL Dapat Dukungan PKB dan MataHati Resmi Didukung Partai Golkar
BACA JUGA:Ratu Dewa Temui Airlangga Hartarto, Peluang Diusung Golkar di Pilkada Palembang Menguat
Melalui yayasan yang didirikannya, ia telah membangun beberapa masjid, salah satunya Masjid Babah Alun yang cukup dikenal di kalangan masyarakat.
Pengunduran dirinya dari dunia politik tidak akan mengurangi semangatnya untuk terus berkontribusi bagi masyarakat.
“Kalau saya menjadi pejabat publik, saya mungkin hanya bisa memberikan manfaat di satu wilayah saja. Tapi, sebagai orang yang bebas dari politik, saya merasa bisa berbuat lebih banyak di berbagai tempat. Keluarga saya juga mendukung penuh keputusan ini. Mereka ingin saya kembali ke jalur yang sesuai dengan cita-cita awal saya, yaitu menjadi pekerja sosial seperti yang diinginkan oleh Bunda Theresa,” tambahnya.
Politik yang Keras dan Kasar: Pengalaman Airlangga Hartarto
Keputusan Airlangga Hartarto untuk mundur dari jabatan Ketua Umum Partai Golkar tidak lepas dari pengamatan Jusuf Hamka terhadap kerasnya dunia politik.
BACA JUGA:Ardani Bersama Ketua Tim Pemenangan AW Noviadi Kembalikan Berkas Formulir Calon di Partai Golkar
Menurut Jusuf, Airlangga telah melalui banyak hal yang sulit selama memimpin partai politik, termasuk menghadapi intrik dan tekanan yang tidak sedikit.
“Saya melihat Pak Airlangga memimpin Golkar dengan segala tantangan yang sangat keras dan kasar. Saya khawatir, bila terus berlanjut di politik, saya tidak bisa mengikuti cara-cara yang seperti itu. Saya ini orang yang lebih suka bekerja dengan cara yang baik dan lembut,” ungkap Jusuf.
Meskipun Jusuf enggan memberikan detail lebih lanjut tentang kerasnya dunia politik, ia memberikan gambaran bahwa politik bukanlah dunia yang sesuai dengan karakter dan prinsip hidupnya.