BACA JUGA:Pilgub Sumsel 2024: Arus Bawah PKB Inginkan Partai Usung Herman Deru-Cik Ujang (HDCU)
Sebelumnya, pasangan Hapal (Heri Amalindo dan Popo Ali) dianggap sebagai salah satu kandidat terkuat yang siap bertarung dalam pilkada kali ini.
Dukungan yang mereka terima dari beberapa partai politik besar menunjukkan betapa seriusnya pasangan ini dalam mencalonkan diri.
Namun, dalam dunia politik, perubahan sikap dan strategi adalah hal yang tidak terhindarkan.
Dinamika politik yang bergerak cepat membuat setiap calon harus mempertimbangkan berbagai faktor, termasuk kemungkinan konflik, persepsi publik, dan strategi jangka panjang.
BACA JUGA:Pilgub Sumsel 2024: Dukungan Pemuda Gen-Z dan Milenial Gibran untuk Herman Deru dan Cik Ujang (HDCU)
Dalam kasus ini, Heri Amalindo memilih untuk mengutamakan stabilitas dan kedamaian di Sumatera Selatan, daripada memaksakan diri untuk maju dalam kontestasi yang mungkin penuh dengan konflik.
Keputusan ini tentu tidak hanya berpengaruh pada Heri Amalindo dan timnya, tetapi juga pada partai-partai politik yang telah memberikan dukungan.
Partai Amanat Nasional (PAN), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), dan Partai Hanura kini harus mempertimbangkan ulang langkah mereka dalam mendukung calon gubernur di Pilgub Sumsel 2024.
Masa Depan Politik Heri Amalindo
Meskipun Heri Amalindo memutuskan untuk mundur dari Pilgub Sumsel 2024, karir politiknya tentu belum berakhir.
Sebagai Bupati PALI yang telah meraih berbagai prestasi, Heri memiliki rekam jejak yang kuat dalam dunia politik di Sumatera Selatan.
Keputusannya untuk mundur dapat dilihat sebagai langkah strategis untuk menjaga reputasi dan posisinya dalam percaturan politik di masa depan.
Selain itu, dukungan yang diberikan oleh masyarakat, relawan, dan berbagai kelompok lain menunjukkan bahwa Heri Amalindo masih memiliki basis massa yang solid.
Ini bisa menjadi modal penting bagi Heri dalam menghadapi peluang politik di masa mendatang, baik di tingkat daerah maupun nasional.