Kritik Tajam Puan Maharani terhadap Pemilu 2024 dan Permintaan Maaf Terakhir Presiden Jokowi

Jumat 16-08-2024,16:52 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Puan tidak hanya mengkritik proses Pemilu 2024, tetapi juga menyoroti bagaimana partisipasi masyarakat sering kali dijadikan tolok ukur kualitas Pemilu. 

Menurutnya, jumlah partisipasi tinggi tidak bisa dijadikan satu-satunya indikator Pemilu yang berkualitas. 

“Pemilu yang berkualitas tidak hanya ditentukan oleh tingginya partisipasi masyarakat, tetapi juga oleh kebebasan dan ketidakpaksaan dalam menentukan pilihan,” tegasnya.

Pemilu Berkualitas: Lebih dari Sekadar Partisipasi

Menurut Puan, kualitas Pemilu harus diukur dari seberapa bebas rakyat dapat menentukan pilihan tanpa rasa takut, tanpa paksaan, dan tanpa dikendalikan oleh pihak manapun. 

BACA JUGA:Gagal Pertahankan Kursi DPR RI, Eddy Santana Putra (ESP) Kembali ke PDI Perjuangan untuk Ini

BACA JUGA:Catatan Perjalanan Karir dan Prestasi Gemilang H Fauzi Amro: Caleg DPR RI Unggulan dari Dapil Sumsel I

"Pemilu yang berkualitas adalah Pemilu yang memungkinkan rakyat untuk memilih dengan bebas, jujur, adil, tanpa paksaan, tanpa dikendalikan, dan tanpa rasa takut,” ujar Puan dalam pidatonya yang disambut dengan tepuk tangan dari para hadirin.

Potret Pemilu 2024: Kenangan Indah dan Luka yang Tertinggal

Dalam refleksinya terhadap Pemilu 2024, Puan mencatat bahwa Pemilu ini meninggalkan berbagai kesan yang berbeda-beda bagi para pesertanya. 

Bagi mereka yang menang, Pemilu ini menjadi kenangan indah yang patut dikenang. 

Namun, bagi mereka yang kalah, Pemilu ini meninggalkan luka yang mendalam dan perasaan kecewa yang sulit untuk dilupakan.

BACA JUGA:H. Asweni, S.Pd. Memenangkan Kursi Terakhir PKS di Dapil Sumsel 2 DPR RI

BACA JUGA:Persaingan Sengit, Pileg DPR RI Dapil Sumsel II Memanas, PKS Klaim Optimis Raih Kursi Terakhir

“Bagi yang berhasil dalam Pemilu, semua hal menjadi indah untuk dikenang. Sementara bagi yang belum berhasil, merasa serba sulit—sulit makan, sulit tidur, bahkan sulit untuk bangkit kembali,” ungkap Puan. 

Ia menekankan bahwa kondisi ini harus menjadi bahan kritik dan otokritik bagi semua pihak, termasuk penyelenggara Pemilu, partai politik, dan seluruh masyarakat.

Kategori :