Nama baru tersebut diharapkan membawa kesehatan dan kesuksesan lebih baik dalam hidup Jokowi.
Namun, seiring dengan berjalannya waktu, nama Mulyono yang dulu terlupakan kini justru kembali menggema, meski dalam konteks yang berbeda.
BACA JUGA:Waduh! Presiden Jokowi Merasa Ditinggalkan Ramai-ramai Menjelang Akhir Masa Jabatan
BACA JUGA:Presiden Jokowi Tegaskan Tidak Akan Terbitkan Perppu Meski Kaesang Pangarep Gagal Maju di Pilkada
Tagline "New Hope" yang Berubah Menjadi "Mulyono"
Pada awal kepresidenan Jokowi, media internasional seperti Time menjulukinya sebagai “New Hope” atau “Harapan Baru.”
Julukan ini menggambarkan optimisme bahwa Jokowi, sebagai presiden pertama yang tidak berasal dari latar belakang militer atau politik elit, akan membawa perubahan besar bagi Indonesia.
Namun, kini yang terjadi adalah ironi, di mana harapan baru tersebut berubah menjadi sorotan negatif yang dikaitkan dengan nama kecilnya, "Mulyono."
Menurut Dedi Dinarto, seorang analis utama Indonesia dan penasihat kebijakan publik di Global Counsel, penggunaan nama lahir Jokowi oleh masyarakat adalah bentuk protes terhadap berbagai keputusan politik yang dianggap tidak sesuai dengan ekspektasi awal masyarakat.
BACA JUGA:Presiden Jokowi Ikut Putusan MK: DPR Tunda Pengesahan Revisi RUU Pilkada, Demokrasi di Ujung Tanduk?
“Ini mencerminkan ketidakpuasan yang semakin besar terhadap Jokowi, terutama karena gaya hidup mewah keluarganya serta kebijakan politiknya,” ujarnya.
Kritik Terhadap Jokowi: Protes Rakyat dan Kontroversi Politik
Nama Mulyono yang viral ini tidak hanya mencerminkan nostalgia, namun juga menjadi simbol dari berbagai ketidakpuasan terhadap Jokowi.
Protes terhadap gaya hidup mewah keluarga presiden dan kebijakan politik yang kontroversial telah memicu reaksi publik yang kuat.
Salah satu isu yang paling disoroti adalah perubahan undang-undang pemilu, yang dianggap sebagai ancaman terhadap demokrasi di Indonesia.