AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta di Padang untuk Lawan Informasi Sesat Jelang Pilkada 2024

Rabu 18-09-2024,16:46 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

PALPOS.ID - AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta di Padang untuk Lawan Informasi Sesat Jelang Pilkada 2024.

Di tengah semakin maraknya peredaran informasi sesat di dunia digital, Asosiasi Media Siber Indonesia (AMSI) Sumatera Barat mengambil langkah strategis dengan menggelar Pelatihan Cek Fakta yang bertajuk “Melawan Gangguan Informasi Menjelang Pilkada 2024”. 

Pelatihan ini diikuti oleh 20 peserta dari berbagai media lokal di Sumatera Barat, dan berlangsung selama dua hari, mulai Sabtu hingga Minggu, 14-15 September 2024.

Acara ini merupakan hasil kolaborasi antara AMSI, Aliansi Jurnalis Independen (AJI), dan Masyarakat Anti Fitnah Indonesia (Mafindo), dengan dukungan dari Google News Initiative. 

BACA JUGA:Pelantikan Pengurus AMSI Sumatera Selatan 2024-2028 Dapat Dukungan dari Kadis Kominfo Sumsel

BACA JUGA:IDC AMSI 2024: Inovasi Media untuk Keberlanjutan di Tengah Krisis Digital

Pelatihan ini bertujuan untuk membekali para jurnalis dengan keterampilan yang diperlukan dalam melawan misinformasi dan disinformasi, yang menjadi ancaman serius bagi integritas Pilkada 2024.

Misinformasi dan Disinformasi: Ancaman Nyata bagi Demokrasi

Dalam sambutannya, Ketua AMSI Sumbar, Andri El Faruqi, menegaskan pentingnya peran media dalam menjaga keakuratan informasi di masa Pilkada. 

Ia mengungkapkan bahwa di era digital seperti saat ini, misinformasi dan disinformasi dapat dengan mudah menyebar dan berdampak pada proses demokrasi. 

Menurut Andri, informasi yang tidak akurat atau bahkan sengaja dimanipulasi dapat merusak integritas Pilkada dan menimbulkan perpecahan di masyarakat.

BACA JUGA:Danrem 044 Gapo Apresiasi Program Kerja AMSI Sumsel dalam Memerangi Penyebaran Hoaks

BACA JUGA:AMSI Awards 2024: Menyoroti Inovasi dan Keberlanjutan di Industri Media Siber

“Kondisi ini sangat mengkhawatirkan. Informasi berperan sekali dalam membentuk opini publik dan menjadi penentu masa depan demokrasi, dan di sinilah pentingnya upaya bersama untuk melawan arus informasi yang menyesatkan,” ujarnya.

Andri menambahkan, efek jangka panjang dari informasi sesat tidak hanya merusak proses Pilkada, tetapi juga berpotensi mempengaruhi stabilitas demokrasi di Indonesia. 

Kategori :