AMSI Gelar Pelatihan Cek Fakta di Padang untuk Lawan Informasi Sesat Jelang Pilkada 2024

Rabu 18-09-2024,16:46 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

BACA JUGA:Perpres Publishers Rights: AMSI Harapkan Dorongan bagi Ekosistem Bisnis Media Indonesia

“Di era digital, kampanye Pilkada sudah berubah bentuk. Informasi menyebar lebih cepat dan lebih luas melalui media sosial. Tantangannya adalah memastikan setiap informasi yang sampai kepada publik sudah melalui proses verifikasi yang benar,” ujar Heru.

Media sebagai Garda Terdepan Melawan Hoaks

Peran media sebagai garda terdepan dalam melawan informasi palsu menjadi fokus utama dalam pelatihan ini. 

Menurut Andre Yuris, para jurnalis tidak hanya bertanggung jawab untuk melaporkan berita, tetapi juga memastikan bahwa informasi yang disampaikan kepada publik telah diverifikasi dengan baik. 

Andre menekankan pentingnya kolaborasi antara media, masyarakat, dan lembaga-lembaga terkait dalam mengedukasi publik agar lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima.

“Jurnalis memiliki peran penting dalam mengedukasi masyarakat untuk lebih kritis terhadap informasi yang mereka terima, terutama di masa Pilkada. Dengan begitu, kita bisa mencegah penyebaran hoaks yang dapat mempengaruhi hasil pemilu,” katanya.

Andre juga mengapresiasi kolaborasi yang dilakukan AMSI, AJI, dan Mafindo dalam penyelenggaraan pelatihan ini, serta dukungan dari Google News Initiative. 

Menurutnya, kolaborasi semacam ini sangat penting untuk meningkatkan literasi digital di kalangan jurnalis dan masyarakat luas.

“Kerjasama lintas organisasi seperti ini sangat diperlukan, terutama dalam masa-masa penting seperti Pilkada. Dengan sinergi yang baik, kita bisa membangun lingkungan informasi yang lebih sehat dan terhindar dari pengaruh negatif hoaks,” tambahnya.

Literasi Digital sebagai Solusi Jangka Panjang

Selain fokus pada verifikasi fakta, pelatihan ini juga menekankan pentingnya literasi digital di kalangan masyarakat.

Menurut Andri El Faruqi, meningkatkan literasi digital merupakan salah satu solusi jangka panjang untuk melawan penyebaran informasi palsu. 

Ia berharap melalui pelatihan ini, para jurnalis dapat menyebarkan pengetahuan yang mereka dapatkan kepada masyarakat, sehingga tercipta komunitas yang lebih cerdas dalam mengkonsumsi informasi.

“Pelatihan ini tidak hanya penting bagi kalangan media, tetapi juga bagi masyarakat luas. Literasi digital adalah kunci utama untuk melawan misinformasi dan disinformasi. Dengan masyarakat yang lebih paham cara kerja media, kita bisa membangun demokrasi yang lebih sehat,” ujarnya.

Dalam jangka panjang, AMSI berharap bahwa pelatihan semacam ini dapat rutin dilakukan, terutama menjelang pemilihan umum atau Pilkada, yang sering kali menjadi momen krusial bagi penyebaran informasi palsu.

Kategori :