Dalam konferensi pers tersebut, Cak Imin juga menyampaikan bahwa peran Ma'ruf Amin sangat penting dalam menjaga nilai-nilai Islam moderat yang menjadi dasar perjuangan PKB.
"Beliau bukan hanya tokoh nasional, tetapi juga ulama yang dihormati. Keberadaan Ma'ruf Amin sebagai Ketua Dewan Syuro akan semakin memperkokoh posisi PKB sebagai partai yang menjunjung tinggi nilai-nilai keislaman dan kebangsaan," kata Cak Imin.
Selain itu, Hasanuddin Wahid kembali dipercaya menjadi Sekretaris Jenderal, sementara Bambang Susanto tetap menjabat sebagai Bendahara Umum.
Dua posisi strategis ini diharapkan dapat mengawal jalannya organisasi secara administratif dan keuangan, serta memastikan PKB tetap solid dan mampu berkompetisi dalam kancah politik nasional.
Tantangan Internal: Muktamar Tandingan yang Gagal Digelar
Di balik pengumuman resmi kepengurusan baru ini, terdapat dinamika internal yang sempat mengemuka beberapa waktu lalu.
Sejumlah kader PKB yang menamakan diri Fungsionaris DPP PKB sempat berencana menggelar muktamar tandingan pada awal September 2024 di Jakarta.
Kelompok ini dipimpin oleh Syaikhul Islam, Unais Ali Hisyam, dan Malik Haramain.
Mereka memprotes kepemimpinan Cak Imin dan menuntut diadakannya muktamar luar biasa untuk memilih ketua umum yang baru.
Namun, setelah berkonsultasi dengan sejumlah tokoh penting di Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), rencana tersebut dibatalkan.
Kelompok ini akhirnya menunda muktamar tandingan, meski tidak menutup kemungkinan bahwa dinamika internal ini masih akan terus berlanjut.
Cak Imin, dalam keterangannya, menegaskan bahwa PKB tetap solid dan siap menghadapi berbagai tantangan.
"Kami tidak gentar menghadapi kritik dan dinamika internal. Justru ini membuktikan bahwa PKB adalah partai yang demokratis, terbuka untuk diskusi, namun tetap solid dalam perjuangan," ujar Cak Imin.
Keputusan Menkumham sebagai Legitimasi Resmi