PDIP Terbelah Tiga Sikap di Pemerintahan Prabowo-Gibran: Bambang Pacul Tegaskan Belum Ada Keputusan Resmi

Selasa 15-10-2024,18:07 WIB
Reporter : Bambang
Editor : Yen_har

Saat ditanya lebih lanjut tentang kabar yang menyebutkan bahwa belum ada kader PDIP yang dipanggil ke kediaman Prabowo di Kertanegara, Bambang hanya menyarankan untuk bersabar. 

Dia mengatakan bahwa proses pemanggilan calon menteri dan wakil menteri masih berlangsung, sehingga bisa saja PDIP nantinya akan turut ambil bagian.

"Ya memang belum ada kader PDIP yang dipanggil, tapi kan prosesnya masih berjalan. Hari ini saja masih ada pemanggilan. Kita lihat saja nanti, siapa tahu Bambang Pacul dipanggil," canda Bambang sambil tertawa.

Pemanggilan Calon Menteri dan Wakil Menteri di Kertanegara

Sementara itu, di kediaman Prabowo di Kertanegara, Jakarta Selatan, Ketua Harian Partai Gerindra Sufmi Dasco Ahmad mengonfirmasi bahwa presiden terpilih hari ini dijadwalkan untuk menerima sejumlah calon wakil menteri (wamen) dan kepala badan. 

Nama-nama tersebut akan dipertimbangkan untuk masuk dalam kabinet pemerintahan Prabowo-Gibran.

Dasco mengungkapkan bahwa selain calon wamen, ada juga calon kepala badan yang masuk dalam daftar yang akan dipertimbangkan oleh Prabowo. 

Proses pemilihan ini dianggap sangat krusial mengingat pemerintahan baru membutuhkan struktur kabinet yang solid dan mampu bekerja dengan efektif di tengah tantangan besar yang dihadapi bangsa.

"Jadi, kalau dilihat nanti akan banyak yang dipanggil. Ini dari calon-calon wamen dan kepala badan yang kemudian dinominasikan. Nanti akan dipertimbangkan oleh Pak Prabowo," ujar Dasco di Kertanegara, Selasa (15/10/2024).

Tantangan PDIP di Tengah Politik Koalisi

Sebagai partai pemenang Pemilu 2024 dengan jumlah kursi terbesar di DPR, PDIP berada pada posisi strategis. 

Namun, keputusan untuk bergabung atau tidak dalam pemerintahan Prabowo-Gibran bukanlah hal yang sederhana. 

PDIP harus mempertimbangkan banyak aspek, baik dari segi politik, ideologi, maupun ekspektasi kader dan simpatisannya.

Jika PDIP memutuskan untuk bergabung, hal ini dapat memperkuat posisi koalisi pemerintahan dan membuka peluang bagi PDIP untuk berkontribusi dalam pengambilan kebijakan. 

Namun, risiko yang dihadapi adalah potensi kehilangan kepercayaan dari basis pemilih setia yang selama ini menganggap PDIP sebagai partai dengan garis perjuangan yang konsisten.

Di sisi lain, jika PDIP memilih untuk tidak bergabung, maka mereka harus bersiap menjadi oposisi yang kritis. 

Tantangan bagi PDIP dalam posisi ini adalah memastikan mereka dapat memainkan peran sebagai kekuatan pengimbang tanpa kehilangan pengaruh politik di pemerintahan.

Menurut pengamat politik Universitas Indonesia, Dr. Arief Susanto, PDIP sedang berada di persimpangan jalan yang krusial.

Kategori :