Dampak Rokok Terhadap Kesehatan Gigi dan Mulut

Sabtu 19-10-2024,13:46 WIB
Reporter : Mesi
Editor : Mesi

Karbon monoksida merupakan suatu zat beracun yang sifatnya tidak berwarna dan berbau, karbon monoksida pada rokok dapat menyebabkan penyempitan pembuluh darah dan dapat menyebabkan hilangnya kesadaran bahkan meninggal dunia. 

Rokok mengandung lebih dari 4000 senyawa kimia. Dari 4000 senyawa kimia tersebut terdapat 60 senyawa diantaranya bersifat karsinogenik. 

Karsinogenik adalah suatu zat yang dapat memicu pertumbuhan sel kanker dalam tubuh apabila dikonsumsi atau terpapar secara berlebihan dan terus menerus. 

Berbagai macam penyakit yang dapat timbul dari rokok yaitu seperti penyakit jantung, pembuluh darah, stroke, kanker paru, penyakit paru obstruktif kronik, serta dapat menyebabkan timbulnya kondisi patologis di rongga mulut.

Hal tersebut seperti diungkap Winarno, R. A. dalam karya ilmiahnya berjudul Hubungan Perilaku Merokok Dengan Kebersihan Gigi Dan Mulut Pada Pria Dewasa (Studi di Dusun Sendang Rejo Desa Banjardowo Kabupaten Jombang) (Doctoral dissertation, STIKes Insan Cendekia Medika Jombang), tahun 2019.

Gigi dan jaringan lunak rongga mulut merupakan bagian yang mengalami kerusakan akibat rokok. 

Kondisi patologis dalam rongga mulut yang juga sering ditemukan pada perokok adalah karies gigi, kehilangan gigi, halitosis, penurunan fungsi pengecapan, staining pada gigi atau restorasi, saku periodontal, inflamasi gingiva, resesi gingiva, kehilangan tulang alveolar, lesi prekanker, dan kanker mulut serta penyakit periodontal yang termasuk akumulasi plak dan kalkulus. 

Rongga mulut merupakan jalan atau tempat kontak pertama dari asap hasil pembakaran rokok, sehingga dengan mudah terpapar efek rokok karena merupakan tempat penyerapan zat hasil pembakaran rokok yang utama. 

Setiap menghisap asap rokok sama halnya mengisap lebih dari 4.000 macam unsur kimia. Bahan yang diperkirakan membahayakan kesehatan yaitu tar, nikotin, karbon monoksida, hidrogen sianida, bensopiren, dimetilnitrosamin dan lain-lain (Yulianita, 2020).

Saliva merupakan cairan biologis pertama dari tubuh yang terpapar oleh tembakau dari rokok, asap rokok yang berjuta-juta mengandung zat kimia berada dan mengumpul di dalam rongga mulut kemudian dengan waktu yang lama maka akan menimbulkan perubahan-perubahan buruk. 

Asap panas yang dihasilkan dari hisapan rokok dapat mempengaruhi aliran pembuluh darah pada gusi. Perubahan aliran darah mengakibatkan penurunan air ludah (saliva) yang berada di dalam rongga mulut, ketika air ludah mengalami penurunan otomatis mulut cenderung kering dan ketika mulut cenderung kering maka rentan untuk munculnya karies (Sumerti, 2016).

Para perokok memiliki skor plak dan kalkulus yang lebih tinggi daripada bukan perokok. Selain itu, kebersihan gigi perokok cenderung lebih buruk. Oral hygiene yang kurang baik dapat menyebabkan penyakit periodontal seiring waktu. 

Produk tembakau dapat merusak jaringan gusi dengan cara mempengaruhi perlekatan dari tulang dan jaringan lunak ke gigi. 

Pada perokok berat, merokok menyebabkan rangsangan pada papilafiliformis, menunda penyembuhan jaringan lunak rongga mulut, timbulnya bau mulut (halitosis). Bau mulut tidak bisa dihilangkan dengan menyikat gigi atau obat kumur. 

Selain itu, merokok juga bisa menyebabkan kelainan-kelainan pada rongga mulut, seperti penebalan epitel mulut, mukosa mulut, dan langit-langit mulut yang dapat berupa stomatitis nikotin dan infeksi jamur. Kanker mulut sering dimulai dengan iritasi dari merokok. 

Hal tersebut seperti diungkapkan Sumerti N N dalam artikel ilmiah berjudul Merokok dan Efeknya Terhadap Kesehatan Gigi dan Rongga Mulut yang dimuat dalam Jurnal Kesehatan Gigi (Dental Health Journal), 4(2), 49-58, tahun 2016.

Kategori :