Sejak merger, BSI mencatatkan pertambahan rata-rata 2,5 juta nasabah per tahun, yang berkontribusi pada peningkatan dana tabungan.
Untuk meningkatkan layanan kepada nasabah, BSI terus berinovasi dengan menyiapkan SuperApps yang dijadwalkan segera diluncurkan.
Selain itu, BSI juga memperluas jaringan ATM, EDC, layanan QRIS, serta akses melalui BSI Agen.
Peningkatan Pembiayaan dan Kualitas Layanan Pada Triwulan III 2024, total pembiayaan BSI mencapai Rp267,06 triliun, tumbuh 15,28% dibandingkan tahun sebelumnya, melampaui rata-rata pertumbuhan industri yang tercatat sebesar 11,30% per Agustus 2024.
BACA JUGA: QR Code Pertalite Diterapkan di Lampung, Sumsel, dan Jambi untuk Subsidi BBM yang Tepat Sasaran
BACA JUGA: 41.835 Nasabah Manfaatkan Pembiayaan Syariah BSI di Palembang dan Sekitarnya
Semua segmen pembiayaan menunjukkan pertumbuhan positif, di mana segmen Wholesale tumbuh 12,17%, Retail 17,30%, dan Consumer 16,27%.
Kualitas pembiayaan BSI tetap terjaga dengan rasio Non-Performing Financing (NPF) Gross yang berada di level 1,97%.
Salah satu produk unggulan yang mencatatkan pertumbuhan signifikan adalah Produk Cicil Emas, yang meningkat 143,41% dengan NPF sebesar 0,00%.
Produk ini menjadi salah satu inovasi BSI yang menargetkan tren investasi emas yang semakin diminati oleh masyarakat.
Pembiayaan cicil emas BSI telah meningkat 5-6 kali lipat sejak merger, didorong oleh kenaikan harga emas yang cukup signifikan.
BACA JUGA:BSI Telah Masuk 5 Besar BUMN Kapitalisasi Pasar Terbesar
Pendapatan dan Kualitas Kredit Dari segi pendapatan, BSI mencatatkan Pendapatan Margin Bagi Hasil sebesar Rp18,41 triliun, tumbuh 11,98% (yoy).
Selain itu, Fee Based Income juga mengalami pertumbuhan yang signifikan, naik 30,14% (yoy) menjadi Rp3,94 triliun, sehingga menghasilkan PPOP BSI sebesar Rp8,52 triliun, yang tumbuh 7,61% (yoy).
Kualitas kredit BSI terjaga, dengan NPF gross menurun ke level 1,97% dan cost of credit ke level 0,97%.