Indonesia Perkuat Pengelolaan Lahan Gambut untuk Mencapai Target Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca pada 2030

Rabu 13-11-2024,17:08 WIB
Reporter : Septi
Editor : Bambang

Dalam upaya memperkuat tata kelola gambut, Kementerian Pertanian Indonesia bekerja sama dengan International Centre for Research in Agroforestry (ICRAF) dan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dalam proyek Improving the Management of Peatlands and the Capacities of Stakeholders in Indonesia atau Peat-IMPACTS Indonesia.

Proyek yang dimulai sejak 2020 ini dilakukan di dua lokasi utama, yakni Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat, yang memiliki luas lahan gambut signifikan dan kerap mengalami permasalahan kebakaran serta penurunan muka tanah.

Peat-IMPACTS bertujuan untuk memperkuat kapasitas para pemangku kepentingan dalam mengelola gambut secara adaptif dan berkelanjutan.

Dalam sambutannya, Direktur ICRAF Program Indonesia, Andree Ekadinata, menyampaikan apresiasi atas kolaborasi lintas sektor dalam proyek ini.

BACA JUGA:Gunakann Teknologi Sniper ATP Menambah Kemampuan dan Performa Jet Tempur F-16 C/D Block 52ID TNI AU

BACA JUGA:Kepengurusan AMSI Sumsel Periode 2024-2028 Resmi Dilantik: Peran Penting Media Siber dalam Menangkal Hoaks

“Peat-IMPACTS bertujuan menciptakan solusi nyata untuk pengelolaan gambut yang adaptif dan berkelanjutan dengan melibatkan berbagai level pemerintahan dan masyarakat lokal,” ujarnya.

Ia menekankan pentingnya pendekatan komprehensif dalam mengatasi permasalahan gambut, terutama dengan melibatkan masyarakat yang sehari-hari bergantung pada lahan tersebut untuk kehidupan mereka.

Kepala Badan Standardisasi dan Instrumen Pertanian, Prof. Dr. Fadjri Djufry, yang diwakili oleh Dr. Ir. Haris Syahbuddin, DEA, menyatakan harapannya agar praktik terbaik yang telah diterapkan di Sumatera Selatan dan Kalimantan Barat melalui proyek ini dapat diterapkan di seluruh Indonesia.

“Jika praktik baik Peat-IMPACTS ini diterapkan di seluruh Indonesia, maka dampak positifnya bukan hanya untuk Indonesia, tetapi juga bagi dunia,” ujarnya.

Ekosistem gambut Indonesia, yang luasnya mencapai sekitar 24 juta hektar, memiliki fungsi vital dalam mitigasi perubahan iklim global.

BACA JUGA:Ketika Senapan Sniper

BACA JUGA:Pj Ketua TP PKK Sumsel, Melza Elen Setiadi, Promosikan Koleksi Kriya Sriwijaya kepada Rombongan DWP Kemenkeu R

Lahan gambut mampu menyimpan karbon dalam jumlah besar, membantu mengatur siklus air, dan mendukung keanekaragaman hayati.

Namun, proses drainase yang berlebihan dan kebakaran kerap mengganggu ekosistem ini, melepaskan karbon yang tersimpan ke atmosfer, yang berkontribusi pada perubahan iklim global dan polusi udara.

Maike Elizabeth Lorenz, Kepala Bidang Iklim & Lingkungan Kedutaan Besar Jerman, hadir sebagai perwakilan donor dalam acara tersebut.

Kategori :