Langkah ini diharapkan dapat membantu responden dalam membayangkan suasana dan proses pemilihan yang sebenarnya, sehingga hasil survei menjadi lebih akurat.
“Inovasi ini kami lakukan agar responden lebih mudah membayangkan pilihan mereka di bilik suara, dan ini terbukti membantu mereka dalam menjawab pertanyaan,” tambah Dosen di Universitas Nurdin Hamzah, Jambi.
BACA JUGA:Partai Gelora Sumsel Berlari untuk Menangkan MATAHATI: Safari Politik ke Seluruh Kabupaten dan Kota
BACA JUGA:Pilkada OKI 2024: Diduga Lakukan Politik Uang, Pencalonan JADI Terancam Dibatalkan Bawaslu
Berdasarkan hasil survei, ada tiga faktor utama yang mendorong masyarakat memilih pasangan calon tertentu.
Faktor pertama adalah program yang ditawarkan pasangan calon, yang menjadi alasan utama bagi 35,30 persen responden.
Hal ini menunjukkan bahwa masyarakat Kota Palembang lebih memilih calon yang memiliki program kerja yang jelas dan konkret untuk mengatasi berbagai permasalahan di kota ini.
BACA JUGA:Ketum PPDI: Perangkat Desa Wajib Netral dan Tidak Boleh Berpolitik Praktis dalam Pilkada 2024
Selain itu, 23,20 persen responden menyatakan bahwa mereka memilih berdasarkan kepribadian calon yang dianggap merakyat.
Karakter pemimpin yang dekat dengan masyarakat dan mampu memahami permasalahan rakyat secara langsung menjadi daya tarik tersendiri bagi banyak pemilih.
Sementara itu, sekitar 7,20 persen responden mengutamakan pengalaman sebagai faktor utama dalam menentukan pilihannya.
Mereka cenderung mendukung calon yang dinilai memiliki rekam jejak atau pengalaman di bidang pemerintahan atau kepemimpinan.
Menjelang pemilihan ini, sejumlah permasalahan utama di Kota Palembang menjadi sorotan utama masyarakat dan diharapkan dapat diselesaikan oleh calon terpilih.