Selain kadar protein, ukuran pakan juga harus disesuaikan dengan bukaan mulut ikan.
BACA JUGA:Ikan Hias Cupang Popularitas yang Terus Meningkat di Indonesia
BACA JUGA:Rekor Dunia Guinness: Beras Termahal di Dunia Seharga 120 Dollar AS atau Rp1,8 Juta Per Kilogram
Pada tahap awal, ikan membutuhkan pakan berbentuk bubuk atau pasta yang halus.
Setelah memasuki bulan kedua dan ketiga, ikan bisa diberi pakan jenis apung dengan ukuran yang lebih besar.
Pada tahap akhir, pakan dengan ukuran sesuai tetap menjadi pilihan untuk memaksimalkan pertumbuhan.
Pemberian pakan juga harus memperhatikan biomassa ikan di dalam kolam.
Misalnya, untuk 1.000 ekor ikan nila pada bulan pertama, dengan bobot total 20 kilogram, biomassa pakan sebesar 5 persen berarti ikan memerlukan 1 kilogram pakan per hari.
Jumlah ini akan berkurang seiring bertambahnya ukuran ikan untuk menjaga kualitas air kolam.
Kualitas air kolam menjadi aspek penting dalam budidaya ikan nila.
Jika biomassa pakan tetap tinggi untuk ikan besar, residu pakan dan kotoran ikan akan meningkat, menyebabkan penurunan kualitas air.
Oleh karena itu, manajemen pakan yang efisien tidak hanya membantu mengontrol biaya pakan tetapi juga menjaga kesehatan lingkungan kolam.
Manajemen pakan yang tepat juga berperan dalam mengoptimalkan hasil panen.
Dengan membagi fase pemeliharaan menjadi empat tahap—bulan pertama hingga keempat—peternak dapat mengontrol kebutuhan pakan dengan lebih baik.
Hal ini sekaligus membantu menjaga efisiensi biaya dan kualitas ikan yang dihasilkan.
Kesimpulannya, manajemen pakan yang baik, mulai dari kualitas hingga jumlah dan ukuran pakan, merupakan kunci keberhasilan budidaya ikan nila.