Sebagai upaya untuk mengatasi masalah ini, Pemerintah dan berbagai pihak telah melakukan sejumlah langkah preventif, diantaranya:
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Tengah: Pembentukan 12 Kabupaten dan Kota Baru untuk Tata Kelola Wilayah
Program Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) melalui kampanye 3M.
Peningkatan Cakupan Vaksinasi Dengue untuk populasi rentan, terutama di daerah dengan insiden tinggi.
Inovasi Nyamuk Wolbachia: Penerapan teknologi ini dapat menurunkan potensi penularan hingga 30 tahun ke depan.
Peningkatan Edukasi Publik: Masyarakat dihimbau untuk segera mencari perawatan medis jika mengalami gejala demam tinggi, nyeri sendi, dan ruam, yang merupakan tanda khas DBD.
Melakukan respons cepat terhadap laporan kasus Dengue.
Fasyankes yang melayani atau merawat pasien dengue wajib dalam 3 jam sudah melaporkan kepada Dinas Kesehatan agar segera dilakukan tindakan penyelidikan epidemiologi dalam 1×24 jam.
Melaksanakan seluruh kegiatan pencegahan dan pengendalian DBD secara efektif dan berkoordinasi dengan pihak terkait mengantisipasi peningkatan kasus DBD.
Meskipun berbagai langkah telah diambil oleh Pemerintah, upaya ini sering terhambat oleh kurangnya kedisiplinan masyarakat dan keterbatasan infrastruktur kesehatan di daerah terpencil.
Sebagai bagian dari langkah preventif yang dapat dilakukan di rumah, Lifepal berbagi tips efektif yang dapat diterapkan untuk mencegah Demam Berdarah Dengue (DBD):
Terapkan 3M: 3M (Menguras, Menutup dan Mengubur) adalah langkah utama dalam mencegah berkembang biaknya nyamuk Aedes aegypti.
Menguras: Bersihkan tempat penampungan air secara rutin, seperti bak mandi, ember, atau pot bunga.
Menutup: Tutup rapat tempat-tempat penyimpanan air untuk mencegah nyamuk bertelur. Mengubur: Buang atau kubur barang bekas yang dapat menampung air, seperti kaleng, ban bekas, dan botol.
Gunakan Larvasida: Jika sulit menguras tempat air secara rutin, tambahkan larvasida (bubuk pembunuh jentik nyamuk) ke penampungan air untuk mencegah perkembangbiakan nyamuk.