Pemekaran wilayah Takengon menjadi sebuah kota mandiri diharapkan dapat memberikan berbagai keuntungan.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Aceh: Calon Provinsi ABAS dan Peluang Pengembangan Pariwisata Bahari
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Aceh: Calon Provinsi ALA dengan Kekayaan Alam Melimpah Terutama Perkebunan
Sebagai wilayah induk, Kabupaten Aceh Tengah telah memberikan kontribusi besar terhadap pembangunan Aceh.
Namun, luasnya wilayah Kabupaten Aceh Tengah kerap menjadi tantangan dalam distribusi pembangunan yang merata.
Dengan memekarkan Takengon menjadi kota otonom, diharapkan daerah ini bisa lebih fokus pada pengembangan potensi wisata dan ekonomi lokal.
Meski memiliki potensi besar, Takengon masih menghadapi beberapa tantangan dalam pengembangan infrastruktur.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Aceh: Usulan Pembentukan 3 Provinsi Baru Buat NAD Pecah Jadi 4 Daerah Otonomi Baru
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Potensi dan Tantangan Pembentukan Provinsi Tana Toraja
Jalan-jalan utama menuju Takengon dari berbagai daerah lain di Aceh perlu ditingkatkan kualitasnya untuk mendukung kelancaran arus wisatawan.
Selain itu, pengembangan fasilitas umum seperti hotel, restoran, dan pusat informasi wisata juga harus menjadi prioritas untuk mendukung visi Takengon sebagai kota wisata unggulan.
Pemerintah daerah dan masyarakat juga perlu bersinergi untuk menjaga kelestarian lingkungan.
Dengan keindahan alam sebagai aset utama, Takengon harus memastikan bahwa pengembangan yang dilakukan tetap ramah lingkungan.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Calon Provinsi Luwu Raya Fokus pada Perkebunan dan Pertambangan
Hal ini penting agar daya tarik wisata Takengon tidak tergerus oleh dampak pembangunan yang kurang terkendali.