Ia mengusulkan agar dilakukan diskusi terbuka untuk menampung berbagai pendapat dan mencari solusi terbaik bagi semua pihak.
Dengan demikian, akan tercipta keputusan yang matang berdasarkan masukan dari berbagai pemangku kepentingan, termasuk mahasiswa, akademisi, dan masyarakat umum.
"Saya tidak khawatir dengan adanya penolakan dari mahasiswa atau masyarakat. Kami akan mengundang mereka untuk berdiskusi dan memberikan alasan yang jelas mengapa mereka setuju atau tidak setuju. Namun, tentu yang paling kompeten menjawab adalah mereka yang benar-benar memahami pengelolaan tambang," ungkapnya.
Sebagai salah satu perguruan tinggi tertua di Sumatera Selatan yang memiliki Prodi Teknik Pertambangan di Fakultas Teknik (FT) Unsri, kampus ini memiliki kapasitas yang cukup dalam bidang pertambangan.
Prodi ini telah memiliki akreditasi unggul dan banyak diminati oleh calon mahasiswa setiap tahunnya.
Dengan dukungan SDM yang kompeten dan fasilitas laboratorium yang memadai, Unsri berpotensi menjadi salah satu perguruan tinggi yang mampu mengelola tambang jika diberikan kesempatan. Namun, keputusan akhir tetap akan dilakukan setelah kajian mendalam yang mempertimbangkan seluruh aspek, baik akademik maupun operasional.
Wacana pemberian IUP kepada perguruan tinggi merupakan inisiatif yang membuka peluang besar bagi dunia akademik untuk terlibat lebih dalam dalam pengelolaan SDA.
Namun, seperti yang disampaikan oleh Rektor Unsri, keputusan untuk menerima atau menolak peluang ini harus dipertimbangkan dengan matang, dengan memperhatikan kapasitas SDM, infrastruktur, serta dampak lingkungan dan sosial.
Keberhasilan perguruan tinggi dalam mengelola tambang tidak hanya bergantung pada potensi ekonominya tetapi juga pada penerapan nilai-nilai akademis yang mengutamakan keberlanjutan lingkungan dan kesejahteraan masyarakat.
Di sisi lain, respons pro dan kontra dari berbagai pihak menunjukkan pentingnya komunikasi yang transparan dan partisipatif dalam setiap kebijakan yang melibatkan sumber daya alam.
Diskusi antara pemerintah, akademisi, mahasiswa, dan masyarakat akan menjadi kunci dalam menentukan arah kebijakan yang terbaik untuk semua pihak.
Sebagai institusi pendidikan yang memiliki keahlian di bidang pertambangan, Unsri siap untuk mempelajari dan mendalami wacana ini sebelum mengambil keputusan akhir.
Masyarakat dan civitas akademika Unsri diharapkan untuk terus mengikuti perkembangan kebijakan ini dan berpartisipasi dalam diskusi yang konstruktif demi keberlanjutan sumber daya alam Indonesia.*