Kelemahan Ikan Nila : Sensitif Terhadap Kekurangan Oksigen Begini Cara Mengatasinya

Sabtu 01-02-2025,19:04 WIB
Reporter : Isro
Editor : Dahlia

PALPOS.ID - Ikan nila menjadi salah satu jenis ikan air tawar yang banyak dibudidayakan di Indonesia karena memiliki pertumbuhan yang cepat dan permintaan pasar yang tinggi. 

Namun, di balik keunggulannya, ikan nila memiliki kelemahan signifikan yang harus diperhatikan para pembudidaya, yaitu ketidakmampuannya bertahan hidup di luar air dalam waktu lama. 

Berbeda dengan ikan lele, patin, gurame, gabus, atau betok yang mampu bertahan di daratan tanpa air hingga lebih dari satu jam, ikan nila cenderung cepat mati jika tidak segera dikembalikan ke air.

Kelemahan ini disebabkan oleh kebutuhan ikan nila terhadap pasokan oksigen yang tinggi.

BACA JUGA:5 Dampak Negatif Budidaya Ikan Nila yang Wajib Diketahui Agar Terhindar dari Kerugian

BACA JUGA:Kisah Parsha: Putri Crow dari Askati Forest!

Ketika berada di darat, ikan nila tidak dapat bernapas dengan baik karena insangnya tidak mampu menyerap oksigen dari udara seperti beberapa jenis ikan lain. 

Bahkan, jika ikan nila terlambat diangkat dari daratan dalam waktu lebih dari 30 menit, risiko kematiannya sangat tinggi.

Hal ini menjadi tantangan tersendiri bagi para pembudidaya, terutama saat proses panen atau pemindahan ikan.

Selain itu, dalam sistem budidaya seperti bioflok atau kolam dengan arus deras, ikan nila sangat bergantung pada suplai oksigen terlarut yang dihasilkan dari kincir air atau aerator. 

BACA JUGA:Astrolog Misterius: Inilah Kisah Hero Esmeralda!

BACA JUGA:Berkamuflase: Cara Lesley Menghabisi Lawannya!

Jika terjadi pemadaman listrik yang menyebabkan alat-alat tersebut berhenti berfungsi, kematian massal bisa terjadi dalam waktu singkat. 

Oleh karena itu, penting untuk memiliki cadangan sistem oksigen darurat, seperti genset atau aerator manual, untuk mengantisipasi situasi tersebut.

Banyak pembudidaya sering mengabaikan pentingnya suplai oksigen tambahan di kolam.

Kategori :