Mereka hanya fokus pada pemberian pakan tanpa memastikan kualitas air yang memadai.
BACA JUGA:Stik Karbon vs Viber : Mana yang Lebih Kuat untuk Memancing di Sungai Ini Ulasannya
BACA JUGA:Tips Memancing untuk Pemula: Mengenali Umpan Dimakan Ikan dengan Kerincingan dan Starlet
Padahal, meskipun pakan diberikan dalam jumlah banyak, pertumbuhan ikan nila akan terhambat jika kadar oksigen dalam air rendah.
Ikan menjadi lemas, malas makan, dan akhirnya mengalami penurunan berat badan yang signifikan.
Kualitas air yang baik bukan hanya soal kejernihan atau warnanya. Yang terpenting adalah kandungan oksigen terlarut di dalamnya.
Jika ikan menunjukkan gejala stres seperti malas makan atau berenang di permukaan, segera lakukan tindakan seperti penggantian air sebagian atau menambah aerasi untuk meningkatkan kadar oksigen.
Selain itu, menjaga kepadatan ikan dalam kolam juga menjadi faktor penting. Kolam yang terlalu padat membuat pasokan oksigen semakin terbatas, meningkatkan risiko kematian.
Oleh karena itu, pembudidaya disarankan untuk melakukan sortir secara berkala. Ikan yang sudah besar sebaiknya dipindahkan ke kolam lain untuk mengurangi beban kolam utama, sehingga ikan nila dapat tumbuh optimal.
Dengan memahami kelemahan ini, para pembudidaya diharapkan dapat mengelola budidaya ikan nila secara lebih efektif.
Kunci utamanya adalah menjaga kualitas air dan pasokan oksigen yang stabil, sehingga ikan nila dapat tumbuh sehat dan menghasilkan panen yang melimpah.*