OGANILIR, PALPOS.ID – Meski sudah memasuki akhir masa panen, ibu-ibu tenaga kerja pemetik cabai di Desa Palemraya, Kecamatan Indralaya Utara, tetap bersemangat menjalankan aktivitasnya.
Sejak pagi hingga sore, mereka sibuk memetik cabai di lahan seluas sekitar seperempat hektar.
Sofyan, selaku pengelola lahan, menjelaskan bahwa panen saat ini difokuskan pada cabai hijau.
"Kami memilih memetik cabai sebelum matang sepenuhnya menjadi merah. Yang penting cabai sudah cukup tua dan siap dijual," ujarnya, Sabtu, 8 Februari 2025.
BACA JUGA:Pastikan Pertumbuhanya Baik, Polsek Pemulutan Tebar Puluk Untuk Tanaman Jagung Unggul
BACA JUGA:Polisi Amankan Dua Pemin Narkoba di Tanjung Raja Ogan Ilir, Sita Barang Bukti 56 Paket Sabu
Keputusan ini diambil untuk menghindari risiko pembusukan akibat serangan hama, terutama lalat buah, yang lebih sering menyerang cabai merah.
"Di musim hujan seperti sekarang, hama menjadi tantangan utama bagi petani. Jadi lebih baik memetik cabai hijau daripada menunggu sampai merah tetapi berisiko rusak," lanjutnya.
Dalam sekali panen, para pekerja bisa mengumpulkan sekitar tiga karung cabai atau setara dengan 100 kilogram.
Setelah dipetik, cabai-cabai tersebut disortir untuk memisahkan yang busuk, kemudian ditimbang sebelum akhirnya dijual ke pengepul yang datang langsung ke kebun.
BACA JUGA:Antisipasi Kejahatan 3C, Polsek Indralaya Lakukan Patroli
BACA JUGA:Pasca Anulir Kebijakan Menteri ESDM, Pasokan Gas LPG 3 Kg di Ogan Ilir Belum Normal
Sofyan mengungkapkan bahwa harga cabai merah keriting di pasaran masih cukup tinggi, yakni sekitar Rp70 ribu per kilogram. Namun, harga cabai hijau lebih murah.
"Yang penting tetap bisa dijual daripada dibiarkan membusuk di pohon," katanya.
Meskipun begitu, petani tetap berusaha mengoptimalkan hasil panen agar tetap mendapatkan keuntungan.