Wilayah yang direncanakan menjadi bagian dari Provinsi Sumatera Tenggara dikenal kaya akan sumber daya alam.
Sektor pertanian dan perkebunan, seperti karet, kelapa sawit, dan kopi, menjadi andalan ekonomi masyarakat setempat.
Selain itu, wilayah ini juga memiliki potensi tambang emas dan energi baru terbarukan yang belum sepenuhnya dieksplorasi.
Potensi ini dapat menjadi modal besar untuk membangun Provinsi Sumatera Tenggara menjadi wilayah yang mandiri dan berdaya saing.
Moratorium DOB yang masih berlaku menjadi tantangan utama dalam proses pembentukan provinsi baru ini.
Namun, dukungan yang terus mengalir dari berbagai tokoh dan elemen masyarakat memberikan harapan bahwa hambatan tersebut dapat dilalui dengan pendekatan yang tepat.
Masyarakat berharap pemerintah pusat dapat mempertimbangkan kembali moratorium tersebut, terutama untuk wilayah yang memiliki potensi besar dan kebutuhan mendesak untuk pemekaran.
Wacana pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara bukan hanya soal pemisahan wilayah, tetapi juga tentang menciptakan pemerintahan yang lebih dekat dengan rakyat, mendorong pembangunan ekonomi, dan meningkatkan kualitas hidup masyarakat.
Dengan wilayah yang luas, sumber daya alam melimpah, dan dukungan dari berbagai pihak, Provinsi Sumatera Tenggara diharapkan mampu menjadi wilayah yang mandiri, maju, dan berdaya saing tinggi.
Usulan pembentukan Provinsi Sumatera Tenggara mencerminkan semangat masyarakat untuk mencapai pemerintahan yang lebih efektif dan peningkatan kesejahteraan.
Meskipun menghadapi hambatan berupa moratorium DOB, dukungan luas dari berbagai elemen masyarakat menunjukkan bahwa aspirasi ini didasarkan pada kebutuhan nyata dan potensi besar yang dimiliki wilayah tersebut.