Dengan status kota, pengelolaan keamanan dan pertahanan bisa lebih optimal.
Pertumbuhan Ekonomi yang Pesat
Sektor perdagangan lintas batas, perikanan, dan perkebunan di Sebatik terus berkembang.
Dengan otonomi sendiri, kebijakan ekonomi dapat lebih fokus pada penguatan potensi lokal.
Pelayanan Publik yang Lebih Optimal
Saat ini, masyarakat Sebatik harus mengurus administrasi ke ibu kota Kabupaten Nunukan yang memerlukan perjalanan panjang.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Calon Kabupaten Wajo Utara Terus Diperjuangkan
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Usulan Pembentukan Kabupaten Tanah Duri Terus Mengalir
Dengan pembentukan Kota Sebatik, pelayanan publik bisa lebih cepat dan efisien.
Kesenjangan Pembangunan
Pembangunan infrastruktur di Sebatik sering tertinggal dibandingkan dengan wilayah lain di Kalimantan Utara.
Dengan menjadi kota sendiri, pembangunan bisa lebih merata dan terfokus.
Wacana pemekaran Kota Sebatik telah mendapatkan dukungan dari berbagai elemen, termasuk pemerintah daerah, tokoh masyarakat, dan akademisi.
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Calon Kabupaten Pinrang Utara Belum Tentukan Ibu Kota
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah Sulawesi Selatan: Usulan Pembentukan Kabupaten Toraja Barat Makin Kencang
Namun, ada beberapa tantangan yang masih harus dihadapi, antara lain:
Moratorium Daerah Otonomi Baru (DOB) yang masih diberlakukan oleh pemerintah pusat.
Kesiapan Anggaran dan Sumber Daya Manusia untuk menjalankan pemerintahan kota baru.
Koordinasi dengan Pemerintah Kabupaten Nunukan dalam pembagian aset dan administrasi pemerintahan.