SUMSEL, PALPOS.ID - Dalam menghadapi tantangan perubahan iklim global, Indonesia telah menempatkan pencegahan deforestasi dan degradasi hutan, khususnya di sektor pertanian, kehutanan, dan penggunaan lahan lainnya (AFOLU), sebagai prioritas utama.
Untuk mendukung ketahanan pangan dan energi nasional, pemerintah kini mengarahkan fokus pada pemanfaatan lahan terdegradasi dan marginal.
Di tengah upaya ini, ketersediaan data yang akurat, terbuka, dan mudah diakses menjadi salah satu aspek penting guna mengidentifikasi area prioritas serta menentukan strategi pemanfaatan dan restorasi yang tepat sasaran.
Terlebih, upaya restorasi, pencegahan deforestasi, dan pengelolaan lahan yang berkelanjutan berpotensi menyumbang hingga 30% dari solusi terhadap krisis iklim global.
Namun, potensi besar ini kerap terhambat oleh keterbatasan data, mulai dari tahap perencanaan, pendanaan, pelaksanaan, hingga pemantauan dan evaluasi.
Padahal, pengelolaan bentang lahan secara berkelanjutan merupakan kunci dalam strategi mitigasi dan adaptasi terhadap perubahan iklim.
Untuk itu, kegiatan Evolving Participatory Information System for Nature-based Climate Solutions (Epistem) hadir menyediakan teknologi pemetaan bentang lahan yang memungkinkan para pelaku utama untuk mengakses data berkualitas tinggi guna mendukung pengambilan keputusan berbasis bukti.
Teknologi ini dirancang untuk mempermudah akses dan menyediakan data berkualitas tinggibagi upaya restorasi hutan dan bentang lahan secara berkelanjutan, dengan mengedepankan keseimbangan antara manfaat penyerapan karbon, pelestarian keanekaragaman hayati, serta peningkatan penghidupan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.
BACA JUGA:Wakil Gubernur Cik Ujang Ajak Para Pengurus Gebu Minang Sumsel Sinergi Dukung Kemajuan Daerah
Pada Selasa, 22 April 2025, di Palembang, Epistem menyelenggarakan “Konsultasi Pengembangan Teknologi Pemetaan Bentang Lahan” bersama berbagai pemangku kepentingan di Sumatera Selatan, yang menjadi lokasi perdana program tersebut.
Didukung oleh BMU-IKI, program ini dilaksanakan bersama IIASA, CIFOR-ICRAF Indonesia, dan WRI Indonesia.
Kepala Bappeda Sumatera Selatan, dalam sambutan yang disampaikan oleh M. Adhie