Epistem Perkenalkan Teknologi Pemetaan Bentang Lahan di Sumatera Selatan

Selasa 22-04-2025,14:16 WIB
Reporter : Septi
Editor : Dahlia

Martadhiwira, S. Sos, Pol. Admin, Sekretaris Bappeda Provinsi Sumatera Selatan yang hadir membuka acara mengatakan bahwa,”Upaya-upaya pencegahan deforestasi dan degradasi hutan di Sumatera Selatan, khususnya di sektor pertanian, kehutanan dan penggunaan lahan lainnya telah menjadi salah satu prioritas daerah.

BACA JUGA:Wagub Cik Ujang Ingatkan Agar BUMD di Sumsel Segera Berbenah, Tumbuh Secara Sehat Untuk Menopang PAD

BACA JUGA:Gubernur Herman Deru Dukung Pelaksanaan Musda MUI Sumsel 2026 dan Siap Mengakomodir Kebutuhan Kantor Baru MUI

Diharapkan dengan adanya kegiatan ini turut dapat mendukung Pemerintah Sumatera Selatan dalam penyusunan kebijakan, rencana, dan program.” 

Lebih lanjut Bappeda Sumsel berharap agar kegiatan ini dapat membantu merumuskan solusi yang relevan secara lokal, memperkuat ketahanan masyarakat, dan mendukung perencanaan kebijakan yang tepat sasaran untuk melindungi penghidupan dan ekosistem di Sumatera Selatan secara berkelanjutan.

Kegiatan konsultasi ini bertujuan memperkenalkan rangkaian program Epistem kepada calon pengguna serta memberikan gambaran awal mengenai pengembangan teknologi pemetaan bentang lahan.

Selain itu, kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk menggali masukan guna menyempurnakan desain fitur teknologi Epistem, sekaligus memperkenalkan maket atau visualisasi desain teknologi tersebut.

Ping Yowargana, Peneliti Senior dari International Institute for Applied Systems Analysis (IIASA), dalam penjelasannya menyatakan bahwa Epistem menjawab tantangan-tantangan persoalan data ini dengan mendorong penggunaan teknologi pemetaan bentang lahan yang transparan, terbuka (open source), dan terstandarisasi. “Teknologi ini dirancang untuk digunakan oleh berbagai pihak, mulai dari masyarakat sipil, pelaksana restorasi, lembaga donor, hingga pemerintah, dengan mudah, gratis dan tanpa memerlukan lisensi khusus,” ujar Ping.

Dengan mengembangkan teknologi pemetaan, Epistem membantu para pelaku dan pemangku kepentingan dalam mengakses dan memanfaatkan data yang akurat untuk perencanaan, mobilisasi dana, serta pelaksanaan upaya pencegahan deforestasi dan pemulihan hutan serta bentang lahan yang terdegradasi. 

Sementara itu, Direktur CIFOR-ICRAF Indonesia, Andree Ekadinata, menekankan pentingnya kolaborasi dalam kegiatan Epistem.

“Restorasi memerlukan kerjasama multipihak—pemerintah, komunitas, akademisi, dan teknologi—untuk dampak yang luas dan berkelanjutan. 

Karenanya, untuk memastikan teknologi yang dikembangkan Epistem sesuai dengan kebutuhan pengguna, kegiatan ini sedari awal telah menggandeng lembaga-lembaga yang terlibat dalam berbagai upaya restorasi dan pencegahan deforestasi,” ujar Andree.

Keterlibatan pemangku kepentingan sejak awal sangat penting untuk memastikan kegiatan Epistem selaras dengan kebutuhan nyata di lapangan.

Melalui partisipasi ini, Epistem mengembangkan platform teknologi pemetaan sumber terbuka yang adaptif, yang tidak hanya memenuhi kebutuhan teknis pengguna, tetapi juga mendorong transparansi dalam penggunaan serta evaluasi kualitas data.Konsultasi awal juga telah dilakukan pada Februari lalu untuk memperkenalkan kegiatan 

Epistem dan memberikan gambaran umum mengenai pengembangan teknologi pemetaan dalam mendukung upaya restorasi serta pencegahan deforestasi.

Kegiatan ini juga menjadi wadah untuk mendengarkan pengalaman berbagai pihak, khususnya terkait peran teknologi pemantauan dan data dalam mendukung inisiatif-inisiatif tersebut.*

Kategori :