Meski terdengar mudah, proses pembuatannya cukup rumit dan membutuhkan ketelatenan tinggi
BACA JUGA:Ketoprak : Tradisi Seni Pertunjukan yang Tak Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Es Doger : Sensasi Segar yang Melegenda di Tengah Panasnya Kota
Salah satu ciri khas Bika Ambon adalah adanya rongga-rongga atau serat-serat di bagian dalam kue, yang terbentuk dari proses fermentasi adonan selama beberapa jam sebelum dipanggang.
Aroma khas yang menggoda muncul dari campuran daun pandan, daun jeruk, dan serai yang direbus bersama santan sebelum dicampurkan ke dalam adonan.
Saat dipanggang dalam loyang khusus, adonan yang telah difermentasi akan mengembang dan membentuk serat-serat vertikal yang menjadi ciri khas Bika Ambon.
Kue ini biasanya dipanggang selama 45 menit hingga satu jam, dan harus dijaga suhunya agar tidak gosong atau bantat. Hasil akhirnya adalah kue dengan tekstur kenyal, lembut, namun berserat dan sedikit kenyal saat digigit.
Bika Ambon dalam Industri Kuliner
Popularitas Bika Ambon tidak hanya bertahan, tetapi juga terus berkembang.
Di Medan sendiri, jalan-jalan seperti Jalan Majapahit dikenal sebagai sentra Bika Ambon, di mana puluhan toko menawarkan berbagai varian rasa seperti pandan, cokelat, keju, hingga durian.
Inovasi rasa ini turut mendongkrak minat generasi muda terhadap kue tradisional ini.
Selain dijual sebagai oleh-oleh khas Medan, Bika Ambon juga telah dipasarkan secara online.
Banyak pelaku UMKM hingga industri besar yang mengandalkan platform e-commerce untuk menjangkau pasar yang lebih luas, bahkan hingga ke luar negeri.
Beberapa merek ternama seperti Bika Ambon Zulaikha, Bika Ambon Raya, dan Bika Ambon Khas Medan telah memiliki pelanggan tetap dari berbagai daerah di Indonesia.
Potensi Ekspor dan Promosi Budaya
Dengan cita rasa unik dan proses pembuatan yang otentik, Bika Ambon memiliki potensi besar untuk menjadi produk ekspor unggulan dalam sektor kuliner tradisional.