Beberapa sektor yang akan dikembangkan antara lain:
Pengolahan hasil perikanan, terutama di wilayah pesisir seperti Labuhan Badas yang menjadi pelabuhan ikan utama.
Industri pertanian dan peternakan, terutama komoditas jagung, sapi, dan madu hutan Sumbawa.
Jasa pendidikan dan kesehatan, yang akan diperkuat dengan membangun fasilitas modern dan terintegrasi.
Kawasan ekonomi kreatif, untuk mendukung pelaku UMKM lokal yang bergerak di bidang kuliner, kerajinan tangan, dan fashion.
Dengan status kota, pengelolaan fiskal dan program pembangunan ekonomi akan lebih terfokus dan efisien.
Salah satu aspek vital dalam pembangunan calon Kota Sumbawa adalah peningkatan konektivitas. Beberapa rencana besar yang sedang dan akan dilakukan meliputi:
Peningkatan Pelabuhan Laut Badas, agar mampu melayani kapal-kapal besar dan menjadi simpul logistik regional.
Pengembangan Bandara Sultan Muhammad Kaharuddin III, termasuk perluasan terminal dan peningkatan jumlah penerbangan.
Pembangunan dan perbaikan jalan penghubung antar kecamatan, yang akan mempermudah mobilitas orang dan barang.
Kawasan hijau dan ruang publik, untuk menciptakan kota yang ramah lingkungan dan layak huni.
Dengan infrastruktur yang memadai, pertumbuhan ekonomi dan kualitas hidup masyarakat akan meningkat secara signifikan.
Meski memiliki potensi besar, pembentukan Kota Sumbawa juga menghadapi tantangan yang tidak ringan. Beberapa tantangan tersebut antara lain:
Moratorium DOB yang masih diberlakukan pemerintah pusat, meskipun sejumlah daerah telah mendapat pengecualian.
Kesiapan anggaran dan sumber daya manusia, yang harus dirancang secara matang agar pemerintahan baru bisa berjalan efektif.
Komitmen pemimpin daerah, baik di tingkat provinsi maupun kabupaten, untuk mendukung penuh proses pemekaran.