Penunjukan Sape sebagai calon ibu kota Kabupaten Bima Timur bukan tanpa alasan.
Sape memiliki pelabuhan besar yang menghubungkan Pulau Sumbawa dengan Pulau Flores dan merupakan pintu gerbang ekonomi timur Kabupaten Bima.
Aksesibilitas wilayah ini dinilai cukup baik karena telah memiliki pelabuhan laut dan jalan lintas selatan yang menghubungkan kecamatan-kecamatan lain di pesisir timur.
Sape juga merupakan kawasan yang telah lama tumbuh sebagai pusat ekonomi lokal, dengan kegiatan perniagaan, pertanian, dan transportasi laut yang cukup ramai.
BACA JUGA:Aspirasi Pemekaran Wilayah NTT: Kabupaten Amfoang Menggema Kuat, Naikliu Siap Jadi Ibukota
BACA JUGA:Pemekaran Wilayah NTT: Aspirasi Pembentukan Kabupaten Amanatun Sudah Lama Dinantikan Warga
Dengan menjadikannya pusat pemerintahan, roda pembangunan diharapkan akan bergerak lebih cepat, sejalan dengan rencana pembangunan infrastruktur jalan, pelabuhan, dan fasilitas umum lainnya.
Potensi Wisata Bahari: Bima Timur Punya "Surga Tersembunyi"
Salah satu daya tarik utama dari rencana pemekaran Kabupaten Bima Timur adalah pengembangan potensi wisata bahari dan pesisir yang luar biasa indah, namun belum tergarap maksimal.
Wilayah ini memiliki pantai-pantai perawan, pulau-pulau kecil eksotis, dan keanekaragaman hayati laut yang sangat tinggi.
Beberapa destinasi yang digadang-gadang menjadi ikon wisata Bima Timur antara lain:
Pantai Nisa di Sape, dengan pasir putih dan air laut jernih
Pulau Kelapa dan Pulau Ular, destinasi snorkeling dan diving
Pantai Lariti di Lambu, dikenal sebagai "pantai pasir terbelah" yang muncul saat air surut
Teluk Wera dan Pantai Karumbu, dengan tebing karang dan spot memancing favorit
Dinas Pariwisata NTB bahkan telah melakukan studi awal yang menunjukkan bahwa sektor pariwisata bahari di kawasan ini bisa menyerap ribuan tenaga kerja lokal dan mendorong terbentuknya ekonomi kreatif masyarakat pesisir.