PALPOS.ID - Di balik sejarah industri otomotif Indonesia, ada satu nama yang mungkin tidak setenar mobil-mobil Jepang atau Eropa lainnya, namun menyimpan kisah unik yang mencerminkan semangat kemandirian dan kolaborasi strategis dalam negeri.
Nama itu adalah VW Mitra, sebuah kendaraan hasil kolaborasi dua kekuatan industri nasional: PT Garuda Mataram Motor (GMM) dan PT Pindad.
Mobil ini lahir dari inisiatif besar pemerintah Indonesia pada tahun 1974 melalui Program Kendaraan Bermotor Niaga Sederhana (KBNS)—sebuah proyek ambisius untuk mengembangkan kendaraan niaga lokal yang sederhana, terjangkau, dan tahan banting untuk memenuhi kebutuhan transportasi dalam negeri.
Latar Belakang Program KBNS
BACA JUGA:Mengenal Perbedaan Tipe Suzuki Katana Gen 3: DX vs GX, Mana yang Lebih Layak Dipilih?
BACA JUGA:Evolusi Suzuki Katana: Dari Gen 2 Facelift hingga Gen 3 dengan Sentuhan Klasik
Pada awal 1970-an, Indonesia tengah memasuki fase pembangunan yang mengandalkan sektor transportasi sebagai urat nadi distribusi barang dan jasa.
Namun, kendaraan impor saat itu masih mahal dan suku cadangnya sulit dijangkau. Untuk menjawab tantangan tersebut, pemerintah mencetuskan program KBNS.
Tujuan utamanya adalah menciptakan kendaraan niaga yang diproduksi sebagian besar di dalam negeri, dengan komponen lokal yang tinggi, desain sederhana, dan kemampuan operasional di medan berat khas Indonesia.
Program ini membuka peluang kerja sama antara perusahaan swasta nasional, agen pemegang merek internasional, dan industri strategis milik negara.
BACA JUGA:Realme Note 60x Tampil Ringkas dan Ringan, Ini Rinciannya
BACA JUGA:1978 Honda Civic CVCC: Inovasi Cerdas yang Mengubah Arah Industri Otomotif.
Di sinilah PT Garuda Mataram Motor, agen resmi Volkswagen (VW) di Indonesia, melihat kesempatan emas untuk membawa teknologi otomotif Eropa ke dalam format lokal.
Lahirnya VW Mitra: Sinergi GMM dan Pindad
Proyek KBNS menarik perhatian dua pihak penting: PT Garuda Mataram Motor (GMM) sebagai perwakilan resmi VW di Indonesia, dan PT Pindad Bandung, perusahaan milik Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) yang dikenal sebagai produsen alat utama sistem senjata (alutsista) nasional.