Biasanya, hasil panen mereka hanya dijual ke tengkulak dengan harga rendah. Kini, melalui koperasi, mereka bisa menjual langsung ke konsumen dengan harga yang lebih layak.
BACA JUGA:Bubur Ketan Hitam : Cita Rasa Tradisional yang Tak Pernah Lekang oleh Waktu
BACA JUGA:Pie Susu: Penganan Klasik Bali yang Semakin Digemari
“Dulu kami hanya bisa jual Rp2.000 per kilo ke tengkulak. Sekarang bisa sampai Rp4.500, bahkan Rp5.000.
Ini sangat membantu ekonomi keluarga,” kata Agus, seorang petani dari Kabupaten Garut.
Tak heran jika suasana pasar tampak seperti lautan manusia.
Warga dari berbagai penjuru Bandung rela antre sejak subuh demi mendapatkan pisang murah berkualitas.
Beberapa bahkan datang dari luar kota.
“Saya datang dari Cimahi jam lima pagi. Biasanya harga pisang mahal, apalagi kalau kualitasnya bagus.
Di sini murah dan segar. Saya beli lima kilo buat keluarga,” ujar Linda, seorang ibu rumah tangga.
Panitia juga menyiapkan layanan pembelian online melalui aplikasi pesan singkat dan media sosial.
Meski demikian, sebagian besar pembeli memilih datang langsung untuk melihat langsung kualitas buah yang ditawarkan.
Selain penjualan pisang, acara ini juga diramaikan dengan berbagai kegiatan menarik seperti demo masak berbahan dasar pisang, lomba mengupas pisang tercepat, serta edukasi gizi tentang manfaat buah pisang untuk kesehatan.
Chef Ardi Nugraha, juru masak terkenal asal Bandung, ikut memeriahkan acara dengan membawakan demo masak “Pisang Cokelat Lumer” yang disambut antusias oleh pengunjung, terutama anak-anak dan ibu rumah tangga.
“Pisang itu buah yang sangat fleksibel. Bisa dimakan langsung, digoreng, dikukus, bahkan jadi bahan dessert modern.
Dengan harga terjangkau, ini sangat cocok untuk keluarga Indonesia,” tutur Chef Ardi di sela-sela acara.