MUARA ENIM, PALPOS.ID - Peringatan hari lahir Pancasila hendaknya tidak hanya dijadikan ajang untuk mengenang rumusan dasar negara saja, akan tetapi menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Hal tersebut diungkapkan
Sekretaris Daerah (Sekda) Kabupaten Muara Enim Ir Yulius MSi pada saat memimpin upacara peringatan
Hari Lahir Pancasila ke-80 Tahun 2025, di Lapangan Merdeka Muara Enim, Minggu 1 Juni 2025.
BACA JUGA:Mandi di Sungai, Warga Bedegung Ditemukan Meninggal Dunia
BACA JUGA:Anggarkan Rp37 Miliar untuk Bedah Membara
Dalam upacara tersebut berlangsung khidmat dengan diikuti oleh Ketua DPRD Kabupaten Muara Enim Deddy Arianto Sutopo SPd, unsur Forkopimda lainnya, dan jajaran Aparatur Sipil Negara (ASN) di Pemerintah Kabupaten Muara Enim.
Sekda Muara Enim Yulius yang
membacakan sambutan Kepala Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) RI, mengatakan hari lahir pancasila hendaknya tidak hanya dijadikan ajang untuk mengenang rumusan dasar negara saja, akan tetapi menjadi momentum untuk meneguhkan kembali komitmen terhadap nilai-nilai luhur yang menjadi pondasi berdirinya Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Dengan tema 'Memperkokoh Ideologi Pancasila, Menuju Indonesia Raya' ia mengajak seluruh lapisan masyarakat untuk mendalami lebih dalam makna dari keberagaman Indonesia dengan latar belakang suku, agama, ras budaya dan bahasa yang berbeda guna menjaga Bhineka Tunggal Ika.
BACA JUGA:Bupati Edison Siap Berjuang Bersama APKASI Perkuat Otonomi Daerah
BACA JUGA:44 Peserta Ikuti SKTT PPPK Kemenag Muara Enim Tahap II
Lebih lanjut Sekda menegaskan bahwa Pemkab.
Muara Enim akan terus berperan aktif dalam menjaga kesatuan dan persatuan di tengah-tengah keberagaman budaya di Bumi Serasan Sekundang.
Dirinya kemudian menekankan pentingnya menanamkan rasa cinta tanah air, khususnya kepada para generasi muda di tengah tantangan era globalisasi dan digitalisasi yang semakin kompleks dengan berbagai ancaman seperti penyebaran paham radikalisme, intoleransi hingga berita hoax yang menggiring opini buruk.