Cunha, yang kini berusia 26 tahun, juga memiliki pengalaman bermain di berbagai liga top Eropa, termasuk Bundesliga (Hertha Berlin, RB Leipzig), La Liga (Atlético Madrid), dan Liga Super Swiss (Sion).
BACA JUGA:Pelatih Timnas U-23, Vanenburg: Indonesia Punya Bakat Besar
BACA JUGA:Timnas Indonesia Mengincar Lonjakan Poin FIFA, Kontra China dan Jepang
Di level internasional, ia sudah mencatat 13 caps bersama Timnas Brasil dan berkontribusi dalam berbagai turnamen besar.
Langkah Awal Revolusi Amorim di Manchester United
Kehadiran Matheus Cunha bukan sekadar penambahan amunisi, melainkan langkah awal dari proyek besar Ruben Amorim untuk mengembalikan kejayaan MU.
Amorim memang sejak awal menjadikan lini depan sebagai titik fokus perbaikan setelah duet Højlund dan Zirkzee belum menunjukkan konsistensi.
Cunha diharapkan mampu mengisi kekosongan peran striker utama, menggantikan Marcus Rashford yang belakangan performanya menurun.
Ia akan langsung bergabung dengan skuad setelah menyelesaikan proses visa dan tugas internasionalnya bersama Timnas Brasil.
MU Belum Selesai Berbelanja
Menurut laporan media Inggris, Manchester United masih aktif membidik beberapa pemain lainnya.
Di antaranya adalah Jarrad Branthwaite untuk memperkuat lini pertahanan, serta dua winger yaitu Bryan Mbeumo (Brentford) dan Rayan Cherki (Lyon) untuk menambah daya gedor di sektor sayap.
Dengan datangnya Cunha, MU memberi sinyal tegas bahwa mereka tak ingin hanya menjadi penonton di persaingan papan atas Premier League musim depan. Transformasi telah dimulai—dan semuanya dimulai dari transfer Matheus Cunha.*