"Kami berharap agar kegiatan serupa dapat terus digalakkan di berbagai daerah. Ini bagian dari investasi jangka panjang dalam mencetak generasi muda yang berkualitas dan siap menghadapi tantangan masa depan," ujarnya lagi.
Dalam pelaksanaan program ini, peserta tidak hanya dibekali dengan teori, tetapi juga keterampilan praktis yang dibutuhkan di lapangan.
Gubernur Deru menyebutkan bahwa kompetensi yang diajarkan sangat relevan dengan kebutuhan industri saat ini, seperti bidang rigging, minyak dan gas, elektronika, pendingin ruangan (AC), keselamatan dan kesehatan kerja (K3), hingga jurnalistik.
"Pertamina memberikan inisiatif agar para pemuda ini punya kompetensi. Karena modal sekolah saja tidak cukup jika tidak dilengkapi dengan keahlian praktis. Oleh karena itu, pelatihan dan uji kompetensi menjadi bagian penting dari program ini," terang Deru.
Suami Hj Febrita Lutsia ini juga berharap program ini tidak berhenti hanya pada satu angkatan saja, melainkan bisa berkelanjutan.
"Mudah-mudahan tidak hanya sekali ini saja, tapi terus berkesinambungan agar manfaatnya bisa dirasakan lebih luas," katanya.
Menurut Deru, program ini kemungkinan besar merupakan bagian dari pelaksanaan Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) dari PHR.
Pemerintah sendiri, lanjut Deru, secara rutin melaksanakan program peningkatan kapasitas pemuda, meski jumlah dan skalanya menyesuaikan dengan anggaran yang tersedia setiap tahun.
"Kalau pemerintah memang selalu mengadakan program seperti ini dengan jumlah sesuai anggaran yang telah ditentukan. Biasanya bekerjasama dengan kelompok dari organisasi kepemudaan atau sosial lainnya," jelasnya.
Sementara itu, General Manager (GM) Pertamina Hulu Rokan Zona 4, Djudjuwanto, menyatakan bahwa program LCLP adalah langkah strategis PHR dalam membangun karakter dan kompetensi generasi muda di sekitar wilayah operasi.
"Pembentukan karakter melalui Pertamina Local Community Leader Program di Yonzipur 2/SG Prabumulih merupakan langkah strategis dalam membekali pemuda dengan keterampilan dan nilai-nilai positif. Dengan dukungan dari berbagai pihak, program ini diharapkan menjadi model pemberdayaan pemuda yang efektif dan berkelanjutan di Sumatera Selatan," ungkap Djudjuwanto.
Ia menambahkan, PHR memiliki cakupan wilayah operasi yang cukup luas di Sumatera Selatan, meliputi 258 desa, 45 kecamatan, di 12 kabupaten/kota.
Maka dari itu, penting bagi perusahaan untuk menjaga stabilitas sosial dan keamanan dengan menggandeng elemen masyarakat melalui program-program pemberdayaan seperti LCLP.*