Bahkan beberapa petisi online telah mendapatkan ribuan tanda tangan hanya dalam hitungan minggu.
Hal ini menunjukkan bahwa gagasan Provinsi OKE bukan sekadar proyek elit politik, melainkan benar-benar dihidupi oleh masyarakat yang merasa pembangunan belum sepenuhnya adil.
Masa Depan dan Strategi Perjuangan ke Depan
Melihat dinamika yang terjadi, perjuangan pembentukan Provinsi OKE membutuhkan strategi yang lebih sistematis.
Beberapa langkah strategis yang telah direncanakan oleh tim penggagas antara lain:
Menyusun naskah akademik dan dokumen kajian kelayakan sesuai permintaan Kemendagri.
Melibatkan tokoh nasional dan anggota DPR RI dari Dapil Sumsel untuk menjadi jembatan politik.
Melakukan konsolidasi wilayah dengan pemda dan DPRD dari enam kabupaten pengusul.
Menggelar konsultasi publik dan seminar nasional untuk membangun kesadaran publik nasional terhadap pentingnya Provinsi OKE.
Mendorong media nasional dan lokal untuk mengangkat isu ini secara berkelanjutan.
Tokoh-tokoh lokal seperti Herman Sawiran dan Leo Budi Rahmadi juga menyampaikan bahwa perjuangan ini akan terus berlangsung secara konstitusional dan damai.
Mereka percaya bahwa dengan konsistensi, data kuat, dan dukungan masyarakat, Pemerintah Pusat pada akhirnya akan membuka kembali peluang pemekaran daerah.
Pemekaran wilayah melalui pembentukan Provinsi OKE bukan hanya soal pemisahan administratif.
Ini adalah ikhtiar panjang untuk menciptakan pemerataan pembangunan, mempercepat pelayanan publik, serta memperkuat identitas lokal masyarakat Ogan dan Komering yang selama ini merasa terpinggirkan.
Jika perjuangan ini berhasil, Provinsi OKE akan menjadi salah satu provinsi baru yang paling siap di Indonesia, baik dari segi geografis, sosial, maupun ekonomi.
Harapan masyarakat kini tinggal menanti satu keputusan penting dari pusat: pencabutan moratorium DOB.
Mari kawal bersama perjuangan ini, demi masa depan yang lebih baik untuk Ogan Komering dan Enim.