BATURAJA, PALPOS.ID - Pemerintah Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), mewujudkan sistem pendidikan anak usia dini (PAUD) yang inklusif untuk memberikan hak yang sama kepada setiap anak dalam mendapatkan pendidikan berkualitas.
Kepala Dinas Kearsipan dan Perpustakaan Kabupaten OKU, Ahmad Azhar, Rabu 25 Juni 2025 mengatakan bahwa PAUD inklusif adalah sistem layanan pendidikan yang memungkinkan anak berkebutuhan khusus (ABK) belajar bersama dengan anak-anak lain seusianya di kelas biasa pada satuan pendidikan terdekat.
PAUD inklusif merupakan langkah penting dalam mewujudkan pendidikan yang lebih adil dan setara bagi semua anak dengan memberikan kesempatan yang sama untuk belajar dan berkembang.
Program ini ditujukan untuk memberikan hak yang sama kepada setiap anak dalam mendapatkan pendidikan, bermain, dan perlindungan sesuai dengan standar minimal yang ditetapkan guna menciptakan generasi yang lebih inklusif dan toleran.
BACA JUGA:Semarak HUT Bhayangkara ke 79, Jajaran Polres OKU bersama Masyarakat Bersihkan Tempat-Tempat Ibadah
BACA JUGA:Langgar PDPRT, 41 Anggota PWI Sumsel Dipecat
"PAUD inklusif bertujuan untuk mendorong semua anak supaya terlibat aktif dalam kegiatan kelas dan pembelajaran," katanya.
Untuk mewujudkan hal tersebut perlu membangun kerja sama antara guru, orang tua, dan pihak lain guna mendukung perkembangan anak.
"Salah satu upaya yang dilakukan yaitu mendorong guru untuk mengembangkan pembelajaran yang lebih inovatif dan adaptif," ujarnya.
Pihaknya juga belum lama ini mengikuti seminar tentang memajukan pendidikan anak usia dini yang diselenggarakan oleh Southeast Asian Minister of Education Organization Regional Centre for Easily Childhoodcare Education dan Parenting (SEAMEO CECCEP) guna meningkatkan kualitas PAUD di Kabupaten OKU.
BACA JUGA:Program Seragam Sekolah Gratis Segera Direalisasikan
BACA JUGA:DPRD OKU Anggarkan Pengadaan Hp, Laptop, dan Randis Untuk Dewan
"SEAMEO CECCEP adalah lembaga yang menangani PAUD dibentuk oleh menteri pendidikan se-Asia Tenggara yang memiliki 26 centre dan tujuh di antaranya berada di Indonesia," jelasnya.
Dia menjelaskan, dalam seminar tersebut dijelaskan bahwa untuk memajukan pendidikan usia dini yang inklusif diperlukan langkah-langkah seperti mendesain lingkungan belajar awal yang responsif secara budaya.
Kemudian, strategi dalam mendukung anak-anak berkebutuhan khusus di pengaturan pra-sekolah, termasuk peran keluarga dan masyarakat dalam memberikan pendidikan awal inklusif di rumah.