Namun, perjalanan Citroën tentu tidak mudah.
BACA JUGA:Review Maruti Escudo: Saingan Serius Honda HR-V dan Toyota Yaris Cross.
BACA JUGA:Dari MPV ke SUV: Grandis 2025 Jadi Senjata Baru Mitsubishi di Eropa.
Tantangan utama adalah membangun kembali brand awareness di tengah dominasi Jepang dan Korea Selatan.
Data Penjualan: Perlahan Tapi Menanjak
Sejak peluncuran resminya, Citroën C3 Aircross mulai mencatatkan angka penjualan yang cukup menjanjikan. Berdasarkan data dari Gaikindo hingga kuartal kedua 2025:
Total unit terjual sejak awal 2024 hingga Juni 2025: sekitar 1.300 unit
Rata-rata penjualan bulanan tahun 2024: 70–90 unit
Peningkatan pada Q1 2025: mencapai 150 unit/bulan berkat promo dan perluasan jaringan dealer
Kontribusi terbesar: Jabodetabek, diikuti Surabaya dan Bandung
Meski belum menyentuh angka penjualan rival kuat seperti Raize (yang bisa menjual 2.000–3.000 unit/bulan), tren kenaikannya menunjukkan bahwa Citroën C3 Aircross mulai mendapat tempat di hati konsumen perkotaan.
Strategi Penjualan: Bukan Sekadar Mobil, Tapi Gaya Hidup
Citroën tidak menjual mobilnya seperti pabrikan lain.
Mereka memasarkan C3 Aircross sebagai bagian dari gaya hidup urban modern, bukan semata-mata alat transportasi.
Kampanye digital yang kuat, kolaborasi dengan komunitas lifestyle, serta pendekatan ke komunitas muda melalui media sosial jadi kunci mereka.
Salah satu gebrakan penting adalah: